Prosedur Pemberian Obat supositoria
Setelah gw liat grafik kunjungan website gw, ternyata tema utama yang paling sering di klik sama pengunjung adalah artikel bertemakan Keperawatan, dibandingkan hal-hal yang menyangkut cerita pribadi gw, haha supaya blog ini lebih bermanfaat, ini dia LTM kedua gw, semoga bisa memberikan masukan pengetahuan, enjoy!
Fakultas Ilmu Keperawatan
Praktik Keperawatan
Dewasa II
Prosedur Keterampilan
Pemberian Terapi Supositoria
Disusun Oleh Rahayu
Mulya (0806334281)
1. Definisi
Supositoria
adalah suatu bentuk pengobatan yang di desain untuk administrasi via rektal
(Galbraith et al 2007 dalam pregram at al 2008).
Supositoria
adalah tehnik pemberian obat berbentuk solid melalui insersi pada rektum yang
mulai popular di abad 19 (radshaw at al,2009).
2. Tujuan
Pemberian
obat via rektum akan diabsorbsi melalui mukosa rektum dan dapat menghindari
absorbsi saluran cerna atas. Medikasi secara rektal dapat memberikan efek
secara lokal maupun sistemik seperti mengatasi konstipasi dan wasir.
3. Kompetensi yang Diperlukan
1.
Mengevakuasi fekal: stimulasi
laksative memberikan stimulasi berupa peningkatan motilitas usus; glyserol,
bisacodyl, phospate
2.
Digital Rectal Examination
1. Indikasi
·
kontraindikasi pengobatan lewat jalan
oral yang disebabkan oleh obstruksi saluran cerna atas atau ketidakmampuan
menelan
·
saat bahan obat yang diberikan dapat mengiritasi
mukosa saluran cerna
·
klien yang mengalami mual, muntah, dan
ketidakmampuan untuk makan dan minum
·
klien yang puasa atau yang terpasangan
alat in situ
·
klien dengan tingkat kesadaran rendah
·
klien dengan konstipasi
2. Kontra Indikasi
Klien
dengan nyeri di rektum, perdarahan, riwayat oprasi anorektal atau anal stenosis,
Klien yang mengalami masalah dengan curah jantung.
3. komplikasi
·
Pada klien yang
memiliki masalah pada kardiak output, maka pemasukan supositoria
dapat menstimulasi syaraf vagus yang menyebabkan disritmia jantung
·
Trauma pada Jaringan rektum, dan resiko
infeksi luka oprasi area rektum
·
Efek samping dari obat
·
Tanda dan gejala yang dikeluhkan
sebelumnya tidak juga hilang
·
Klien mengeluh nyeri saat insersi
supositoria rektal
4. alat yang
diperlukan
·
medication
administration record(MAR)
·
resep obat
supositoria
·
air pelumas (K-Y
Jelly)
·
sarung tangan
bersih
·
tissue
·
bed pan
(opsional)
A.
Bentuk
obat yang dimasukan melalui rektum
1. hal khusus
·
Rektal supositoria kontra indikasi
apabila terjadi perdarahan rektum yang aktif.
·
Menempatkan obat kedalan fese membuat
penyerapan kurang maksimal dan memungkinkan obat akan keluar kembali saat
defekasi
·
Klian dengan mobilitas baik, maka
posisinya haruas sim’s. Bila klien imobilitas, maka diperbolehkan posisi
lateral dengan menepatkan bantal pada tangan dan kaki bagian atas untuk
memebrikan kenyamanan.
·
Jangan mempalpasi rektum jika klien
barus menjalani oprasi rektum
·
Supositoria dapat dimasukan melalu jalan
kolostomi, bukan ileostomi.
2. protokol
prosedur
Diagnosa
Keperawatan
·
Konstipasi
·
Sikap mencari perawatan (self care/
health seeking behavior)
·
Nyeri (akut dan kronik)
·
Kurang pengetahuan b.d. administrasi
supositoria
·
Lemah mobilitas fisik
No.
|
LANGKAH
|
RASIONAL
|
|
Pengkajian
|
|
1.
|
Review order yang mencakup nama klien,
nama obat, dosis, bentuk obat, rute, dan waktu pemberian
|
Menjamin keamanan dan ketepatan
administrasi obat peda klien
|
2.
|
Review informasi yang brehubungan
dengan pengibatan, meliputi efek saat diberikan kepada tubuh, tujuan, efek
samping, dan implikasi keperwatannya
|
Mengizinkan perawat untuk memberikan
pengobatan dan memonitor
|
3.
|
Reviw medikal Record untuk tindakan oprasi pada rektum
|
Kondisi yang menjadi kontra indikasi
supositoria
|
4.
|
Reviw berbagai tanda dan gejala dari
masalah perut (konstipasi atau diare)
|
Kondisi tersebut mungkin menjadi
indikasi penggunaan supositoria
|
5.
|
Kaji kemampuan klien untuk melakukan
posisi saat pemberian supositoria dan memertahankan obat
|
Keterbatasan gerak mengindikasikan
ketidakmampuan memberikan obat sendiri
|
6.
|
Review pengetahuan klien pada tujuan
terapi supositoria dan ketertarikannya untuk melakukan administrasi sendiri
|
Indikasi pemberian pendidikan
kesehatan. Level motivasi berefek pada pendekantan pembelajaran
|
|
Perencanaan
|
|
1.
|
Hasil yang diinginkan:
-
Klien melaporkan tanda dan gejala hilang setelah obat
diberikan
-
Klien
menjelaskan tujuan pengobatan
-
Klien melakukan administrasi pupositoria
|
Obat efektif
Feedback proses belajar klien
Mendemonstrasikan pembelajaran
|
2.
|
Cek kelengkapan dan keakuratan MAR
dengan catatan order obat, cek nama klien, nama obat, rute pemberian, dosis,
dan waktu pemberian. Bandingkan MAR dengan label obat 3 klai selama persiapan
|
Lembar order merupakan sumber
terpercaya dan satu-satunya catatan legal obat. Pastiak kebenaran medikasi
|
3.
|
Cek gelang identitas klien dan
tanyakan namanya
|
Memastikan benar pasien
|
4.
|
Terangkan prosedur pada klien, lakuakn
secara spesifik jika klien mengininkan melakukannya sendiri
|
Memberikan kepahaman pada klien dan
meningkatkan keja sama. Klien mungkin untuk melakukan sendiri medikasi
supositoria
|
|
Implementasi
|
|
1.
|
Tutup pintu atau batasi dengan
pembatas
|
Memberikan privasi dan meminimalisasi
rasa malu
|
2.
|
Lakukan cuci tangan, rapika alat
sesuai urutan, dan gunakan sarung tangan
|
Mengirasi transfer mikroorganisme.
Membantu perawat dalam tindakan yang cekatan
|
3.
|
Bantu klien mencapai posisi Sim’s
dengan kaki bagian atas fleksi mengarah ke kepala
|
Posisi tersebut mengekspose anus dan
memebnatu klien merelaksasikan spingter eksternal. Posisi miring kiri
meminimalisasi kemungkinan supositoeia dan feses keluar
|
4.
|
Pastikan hanya area anal yang terbuka
|
Memberikan privasi dan rasa relax
|
5.
|
Periksa kondisi anus eksternal, dan
palapasi dinding rektum jika perlu. Buka sarung tangan dengan aman dan buang
ke tenpat sampah infeksius
|
Meastikan tidak terjadi perdarahan
pada rektum, palapasi memastikan rektum tidak berisi feses yang mengkin
menggangu penempatan supositoria. Mengirang transmisi mikroorganisme
|
6.
|
Gunakan sarung tangan baru
|
Minimalisasi kontak dengan material
feses dan mengurangi transmisi mikroorganisme
|
7.
|
Keluarkan supositoria dari kemasan,
berkan lubrikan pada ujungnya. Lubrikasi juga jari tengah dari tangan
dominan, jika klien punya hemoragi, berikan lubrikan yang lebih banyak dan
lakukan secara lembut
|
Lubrikan mengurang gesekan saat
supositoria memasuki rektum
|
8.
|
Minta klien untuk tarik napas dala
lewat mulut dan merilekskan spingter eksterna
|
Mengurang nyeri dan memuluskan
pemasukan
|
9.
|
Pisahkan bokong klien dengan tangan
nondominan. Dengan jari tengah tangan nondominan masukan supositoria secara
halus ke dalam anus, melewati spingter internal, menempel di dinding anus
sedalam 10 cm (4 inchi)
|
Supositoria harus menempel di mukosa
anus untuk absorbsi dan aksi obat yang
lebih efektif
|
10.
|
Tarik jari, dan bersihkan area anal
|
Meberikan rasa nyaman
|
11.
|
Lepaskan sarung tangan dengan aman dan
masukan ke tempat sampah tertentu
|
Mengurangi transmisi mikroorganisme
|
12.
|
Minta klien untuk tidur terlentang
atau tetap pada satu sisi selama 5 menit
|
Menghindari keluarnya supositoria
|
13.
|
Bila supositoria mengandung laksatif
atau detergen fekal, sipakan bedpen yang mudah dijangkau klien
|
Kontrol eliminsi berlebih
|
14.
|
Bila supositoria dierikan untuk
konstipasi, ingatkan klien untuk tidak mengguyur toilt setelah defekasi
|
Memberikan kesempatan kepada staff
untuk mengevaluasi hasil dari supositoria
|
15.
|
Lakukan cuci tangan, dan buang sarung
tangan, bersihkan alat
|
Menurunkan resiko transmisi
mikroorganisme
|
|
Evaluasi
|
|
1.
|
Kembali 5 menit kemudian untuk
memestikan supositoria tidak keluar
|
Memastikan jika obat terdistribusi
dengan baik, pemasukan kembali mengkin perlu
|
2.
|
Tanyakan apakah klien mengalami
ketidaknyamanan selama pemasukan
|
Memastikan apakah pemasukan
supositoria mengiritasi
|
3.
|
Evaluasi apakah sanda dan gejala
hilang pada masalah eliminasi
|
Memastikan efektifitas obat
|
4.
|
Minta klien untuk menjelaskan kembali
tujuan dari medikasi
|
Mencerminkan kepahaman klien tentang
tujuan pengibatan
|
5.
|
Izinkan klien untuk melakukan
redemonstrasi untuk pengobatan berikutnya
|
Demonstrasi adalah alat ukur pembelajaran
|
3. keamanan
-
sarung tangan
-
tempat sampah infeksius
-
restrain tempat tidur
-
bad pan
4. pendokumentasian
·
catat waktu aktual pemberian, nama obat,
dosis, dan rute pada medical administration
record seketika setelah tindakan termasuk inisial dan tanda tangan
·
jika obat diberikan nanti, catat alasan
pada catatan perawat, pada MAR lingkari waktu kapan obat akan diberikan (sesuai
institusi)
·
catat respon klien termasuk reaksi tidak
biasa yang terjadi
daftar
pustaka
Bradshaw,
E., Collins, B., & Williams, J. (2009). Administering
rectal suppositories: preparation, assessment and insertion. Gastrointestinal
Nursing, 7(9), 24-28. Retrieved from EBSCOhost.
Pegram A et al (2008) Safe use of rectal suppositories and enemas with adult patients.
Nursing Standard. 22, 38, 38-40.
Date of acceptance: April 3 2008.
Delaune,
Sue C, at al.2002. Fundamental of nursing : standart and
practice 2nd edition. United state: Dalmar
Perry, Anne Griffin. At al.2004.Clinical Nursing skill techniques.United state: Elsevier Mosby
Komentar