STROKE/ Cardiovascular Accident
LTM alias laporan tugas mandiri, makanan sehari-hari anak keperawatan UI, studi literatur pribadi yang dibawa ke focus group discussion, setiap orang membawa tema masing-masing, dalam satu FGD ada yang membahas perubahan yang terjadi pada lansia pada fungsi mobilisasi serta abnormalitas baik normal maupun patologis yang berdampak pada fungsi mobilisasi, saya- membawa tema penegrtian, jenis, etiologi, dan patofisiologi stroke, ada juga yang membawa teman pengkajian keperawatan terkait mobiliasi, lalu diagnosa dan intervensi keperawatannya, terakhir mengenai penatalaksanaan.
LAPORAN
TUGAS MANDIRI
PENGERTIAN,
JENIS, ETIOLOGI, DAN PATOFISIOLOGI STROKE
KEPERAWATAN
GERONTIK III KELAS B
RAHAYU
MULYA 0806334281
Manusia mengalami berbagai perubahan fisik dan
psikologis melalui perunagan baik fungsi maupun stuktur dalam dirinya. Terdapat
catatan penting mengenai efek penuaan pada sistem tubuh pada lansia. Namun
banyak pula cara untuk mengurangi faktor resiko timbulnya penyakit dari
perubahan-perubahan yang terjadi. Pencegahan utama adalah dengan memelihara
gaya hidup sehat. Hal tersebut menjadi penting baik bagi lansia, keluarga,
perawat, dan professional lain.
Seiring dengan peningkataan usia manusia pembuluh
darah mengalami perubahan baik secara secara stuktural maupun fungsional.
Perubahan yang disebabkan oleh proses penuaan berlangsung lambat dan tidak
disadari. Ciri yang paling terlihat secara kasat mata adalah terjadinya
penurunan aktivitas karena cepat lelah. Ketika tubuh ditekan untuk melakukan
aktifitas fisik berat, maka akan terjadi perbedaan proses dan hasil
dibandingkan saat muda. Pada tingkat yang lebih rumit, yaitu pembuluh darah,
pada lansia akan dijumpai perubahan pada pembuluh. Stanly (2007) secara stuktur,
terdapat beberapa perubahan sistem kardio vascular yang terjadi pada lansia.
Pertama, Terjadi hipertrofi atau penebalan otot jantung akibat meningkatnya
densitas kolagen dan hilangnya fungsi serat elastik. Kedua, adanya penebalan
dan kekakuan pada area katup dan bagian pangkal aorta yang menyebabkan
pembukaan katup terjadi tidak sempurna. Ketiga, pada lansia terjadi pengurangan
sel pacemaker akibat peningkatan
jumlah fibrosa dan kolgen. Hal tersebut dapat menyebabkan disrutmia jantung. Ke
empat, dengan bertambahnya usia, terjadi
kekakuan pada pembuluh darah perifer. Lapisan intima arteri menebal, dengan
peningkatan deposit kalsium, kondisi ini disebut arterosklerosis. Sebagai suatu
mekanisme kompensasi, aorta dan arteri besar lain mengalami dilatasi untuk
menerima lebih banyak volume darah. Vena menjadi merenggang dan mengalami
dilatasi dengan cara yang hapir sama. Katup-katup vena menjadi tidak kompeten
atau gagal meutup secara sempurna.
Perubahan sistem kardiovaskuler pada lansia dapat
mempengaruhi sistem tubuh lain, termasuk system neurologis. Dalan teori radikal
bebas yang menyatakan bahwa radikal bebas akan berreaksi dengan libid dan
protein yang disebut lipofusin atau pigmen penuaan pada tingkatan sel yang
mempengaruhi metoabolisme pada tingkat sel berhubungan dengan meningkatkan
mekanisme oksidatif sel. Peningkatan radikal bebas akan meningkatkan juga
apoptosis pada sel-sel yang sulit untuk beregenerasi seperti pada sel otot
jantung( pugh & Wei, 2001 dalam stanly, 2007). Selain itu, akumulai pigmen
lipofusin neuron menurunkan kendali syaraf pusat terhadap sirkulasi, sehingga
berdampak pada vassikonstriksi dan vasodilatasi yang tidak sempurna. Ketika seseorang mengalami penuaan, resiko untuk
mengalami stroke akan meningkat. Insufisiensi akibat stroke dapat mendorong
terjadinya iskemi dan kadang-kadang nekrosis pada jaringan otak yang secara
normal disuplai oleh serangkaian pembuluh darah yang memperdarahi organ otak. Secara stukrural otak dibagi menjadi dua hemisfer.
Hemisfer adalah dua belahan serebrum yang dihungkan oleh sebuah pita tebal
akson-akson syaraf (Sherwood,2001). Dua bagian hemisfer adalah hemisfer dextra
dan hemisfer sinistra. Otak juga meliliki empat lobus yang memiliki fungsi
spesifik. Lobus oksipitalis letaknya dibelakang betanggung jawab untuk
pengolahan awal masukan penglihatan. Lobus temporalis disamping kepala untk
pengelolaan sesasi suara. Lobus parietalis terletak dipuncak kepala dengan
diatasi sulkus sentralis berfungsi untuk menerima sensasi somatik atau perasaan
tubuh. Lobus frontalis terletak dikorteks bagian depan bertanggungjawab untuk
aktifitas motorik volunteer, kemapauan berbicara, dan elaborasi pikiran. Lobus didaerah
korteks ini terdistribusi secara merata baik di hemisfer kanan maupun di hemisfer
kiri keculai daerah bahasa yang hanya dijumpai di sisi kiri. Sisi kiri biasanya
juga merupakan hemisfer dominan untuk kontrol motorik halus. Kerja hemisfer
akan bersilangan, yaitu heminsfer kanan mengendalikan motorik kiri, dan
hemisfer kiri mengendalikan motorik kanan.
Otak memiliki tanggung jawab yang kompleks sebagai
sebuah organ sehingga dilindungi oleh mekanisme perlindungan dan pertahanan.
Didalam otak manusia terdapat sekitar seratus miliar neuron yang membetuk
interkoneksi satu sama lain untuk menjalankan fungsinya sebagai syaraf pusat(Sherwood,2001).
Otak terbentuk dari jaringan yang sangat
lunak, sehingga untuk mempertahankan kestabilan otak terdapat mekanisme
perlindungan terhadapnya. Pertama, otak dilindungi oleh stuktur tulang keras (kranium)
atau disebut tengkorak. Perlindungan kedua otak adalah adanya tiga membrane
otak yakni dura meter sebagai lapisan paling luar. Araknoid mater sebagai
lapisan tengah merupakan jaringan lunak seperti jaring laba-laba yang berisi
pembuluh darah dan cairan serebrospinal, yaitu cairan yang melidungi otak dari
guncangan dan getaran ekstreme. Lapisan paling dalam adalah pia meter yang
sangat lembut dan paling rapuh, lapisan ini melekat erat pada otak mengikuti
tojolan otak dan berisi pembuluh darah yang lebih kecil. Perlindungan otak yang
terakhir adalah sawar darah otak yang sangat selektif. Pertukaran zat-zat
melalui kapiler darah diotak mengalami pembatasan untuk pepmertahankan konstituen
cairan otak.(Sharewood,2001)
Otak mendapatkan darah dari dua pembuluh darah besar.
Pembuluh darah tersebut adalah sirkulasi anterior dan sirkulasi posterior.
Berawal dari arteri subklavia, membntuk arteri vertebral yang begabung
membentuk arteri basalis selanjutnya memecah menjadi kedua areteri serebral
posterior dan anterior. Sirkulasi anterior akan bercabang membentuk sawar
pembuluh darah pada otak bagian depan, sedangkan sirkulasi posterior akan
memperdarahi otak bagian belakang. Untuk menjembatani pembuluh darah otak
bagian kanan dan kiri, baik baik arteri serebral anterior maupun arteri
sebrebral posterior dihubungkan dengan arteri komunikans. Terdapat juga arteri
serebral media membentuk pembuluh darah bagian lateral lobus oksipotalis. .(keperawatan
kritis)
Sirkulasi wilisi adalah area basalis dari sirkulasi
anterior, posterior, medina arteri komunikans anterior dan arteri komunikans
posterior. Jaringan sirkulasi ini memun gkinkan
darah untuk bersikulasi dari satu hemisfer ke hemisfer lain dan dari bagian
anterior ke posterior otak. Ini merupakan system yang memungkinkan sirkulasi
kolateral jika satu pembuluh mengalami penyumbatan (Hudak, 1996).
Cerebrovascular accident atau stroke adalah saha satu
dari sekian banyak penyakit dan kondisi yang umum diderita oleh lansia. CVA
atau stroke merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia. Menurut
World heald federation 17, 3 juta orang
meninggal akibat storke setiap tahunnya. Di Amerika serikat, sebanyak 780.00
orang mengalami stroke setiap tahunnya (American stroke assisiation, 2008).
Sedangkan di Indonesia dperkirakan setiap hahun 500.000 penduduk terserang
stroke stiap tahun. Pada skala dunia, stroke menjadi penyebab kematian ke tig
setelah penyakit jantung dan kanker.(Yayasan Stroke Indonesia, 2012) Terdapat
beberapa definisi strok yang umum diketahui. WHO mendefinisikan stroke sebagai
kondisi terputusnya suplai aliran darah ke otak yang mungkin diakibatkan oleh
pecahnya pembuluh darah atau terdapat blockade pembuluh oleh bekuan yang memutuskan sirkulasi oksigen dan nutrisi
ke otak, dan menyebabkan kerusakan jaringan otak disekitarnya Stroke adalah
berhentinya suplai darah ke otak yang mungkin menakibatkan kerusakan
neurological (Mauk, 2001). Menurut hudak dan gallo, (1996) stroke didefinisikan
sebagai deficit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam
dari cardio vascular disease menyebabkan iskemi dan infrak jaringan otak.
Stroke terjadi secara tiba-tiba dan membutuhkan
penangan segera, sehingga stroke disebt juga brain attack. Jenis stroke menurut awitan waktunya terbagi atas 3
jenis (Stanly,2007). Serangan stroke mungn terjadi dengan atau tanpa
peringatan. Tanda-tanda stroke kurang dari satu jam disebut sebagai Transient Ischemic attack (TIA), pasien
dapat kembali normal atau kembali ke titik awal. TIA dapat disebabkan oleh
berbagai keadaan yang menurunkan sirkulasi darah. Contoh keadaan tersebut
termasuk hiperkestensi dan fleksi kepala ketika tertidur di kursi, penurunan
darah ketika anemia, obat-obatan tertentu (diuretik dan antihipertensi) dan
merokok. Tergantung pada area apa yang mengalami iskemia, TIA dapat
dimanifestasikan sebagai Jika stroke tidak sempurnahemiparesis, hemianestesia,
afasia, vertigo, mual, muntah, dan disfagia. Strok menurut awitan waktu lainnya
adalah stroke pada evolusi. Jika stroke tidak sempurna pada serangan awal, maka
gejala-gejala dapat timbul kembali selama beberapa jam atau hari. Mungkin
terjadi sedikit perbaikan tetapi kemudian diikuti dengan kondisi keparahan
strok menuju stroke permanen. Gejala stroke yang lebih dari 24 jam disebut
sebagai stroke permanen defifit neurologis spesifik sesuai dengan area iskemi
pada otak akan segera terlihat. Rasa pusing, berkunang-kunang, setengah jatuh,
perubahan prilaku dan memori merupakan gejala stroke permanen yang segera
terlihat.
Jenis stroke menurut
penyebab terjadinya terbagi atas tiga jenis. Pertama, stroke iskemik yang
merupakan penyebab 80% stroke (Stroke center organization). Banyak penritanya
berusia lebih dari 60 tahun. Iskemik
stroke disebabkan oleh obstruksi vaskuler yaitu trombotik dan emboli. Stroke
trombotik dimulai dengan lesi leseratif dalam lumen pembuluh darah besar
serebral. Stroke trombotik dihubungkan dengan pembentukan plak arterosklerosis.
Terdapat dua kategori stroke trombotik, tergantung lokasi pembuluh mana yang
tehambat. Trombosis pembuluh darah besar bisa terjadi pada arteri karotis atau
arteri medina. Thrombosis pembuluh kecil merupakan obstriksi pada pembuluh
halus dan kecil yang terdapat di otak yang lebih dalam, strok jenis ini disebut
juga Lacunar stroke. Kedua, Stroke
embolik, juga disebabkan oleh bekuan darah atau sel didalam arteri, namun pada
kasus ini, bekuan darah terbentuk disuatu tempat diluar pembuluh darah otak,
biasanya terbentuk di jantung. Seanjutnya bekuan akan mengalir dalam pembuluh
darah sampai ke pembuluh darah otak, terhenti dan menahan sirkulasi pembuluh
darah otak area tertentu.
Jenis stroke menurut penyebab terjadinya yang ke
dua adalah stroke hemoragik. Presentasi terjadinya stroke heroragik adala 12%,
dapat terjadi pada setiap usia. Stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya suatu
pembuluh darah didalam otak. Biasanya pembuluh dalam dan halus didalam jaringan
otak/ cerebrum. Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah otak tiba-tida dapat
memecahkan pebuluh darah. Sehingga tekanan darah tinggi mejadi penyebab utama
terjadinya stroke hemoragik. Selain itu, perdarahan intracranial juga bisa
disebabkan oleh trauma, infeksi, tumordefisiensi pembekuan darah, dan
abnormalitas pembuluh darah seperti arterovenosus malformation.
Ketiga, stroke dapat disebabkan oleh pedarahan
diluar pembuluh darah dalam jaringan otak. Disebut Troke subarachnoid jika
pembuluh darah yang rupture terletak diluar jaringan otak, areanya di rongga
subaraknoid disekeliling tengkorak. Pasien dengan stroke subaraknoid akan
mengeluh pusing yang luar biasa, sakit leher, mual, dan muntah. Penyebab utama
stroke subrakhnoid adalah malformasi arteri yang disebut serebral anaurisma.
Penyebab anaurisma cerebral masih belum diketahui pasti penyebabnya, hal ini bisa
jadi bertumbuh sejak kecil.
Faktor resiko stroke terdiri atas dua kategori, yaitu factor
resiko terkontrol dan faktor resiko tidah terkontrol (Mauk, 2010). Faktor
resiko terkontrol antara lain hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung,
merokok, obesitas, stree, diabetes, depresi, dan fibrilasi atrial. Faktor
resiko yang tidak dapat dikontrol anatar lain usia lanjut, gender (laki-laki
lebih tinggi dari wanita), ras (Negro-amerika lebih dari kulit putih amerika),
dan hereditas. Faktor utama terjadinya stroke adalah hipertensi. Mengontrol
tekanan darah merupakan usaha yang harus dilakukan untuk mengurai faktor
resikonya. Seseorang yang memiliki tekanan adarah dibawah 120/80 memiliki
setengah faktor resiko stroke dibandingkan mereka yang mengalami hipertensi.
Otak, melebihi jaringan lain dalam tubuh manusia,
organ ini sangat tergantung pada pasokan yang konstan dari darah. Tidak seperti
jaringan lain yang mampu melakukan metabolisme anaerob jika tidak tersedia O2.
Otak tidak dapat membentuk ATP tanpa adanya O2. Selain itu, otak
juga tidak dapat melakukan menggunakan bahan lain untuk menghasilkan energi(glikolisis,
glikoneogenesis). Dengan demikian, otak sangat bergantung secara mutlak kepada
pasokan O2 dan glukosa yang adekuat dan kontinyu. Kerusakan otak
dapat terjadi apabila organ ini kekurangan O2 dalam waktu empat
sampai lima menit, atau apabila pasokan glukosanya terputus sepuluh sampai lima
belas menit (Stenly,2007).
Perinsip-perinsip patifisiologi terjadinya Cerebrovascular accident bergantung pada
paten atau tidaknya aliran darah ke otak yang mengedarkan oksigen dan glukosa.
Jika aliran darah ke otak terhambat akibat thrombus, embolus, atau rupture,
maka akan terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan selama satu
menit dapat mengarah kepada gejala-gejala yang dapat pulih, seperti kehilangan
kesadaran. Kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan
nekrosis mikroskopik yang disebut dengan infrak (mati). Baru-baru ini peneliti
mempelajari bahwa kerusakan area syaraf akibat stroke dapat meluas melebih area
yang kekurangan pasokan darah karena terdapat pengeluaran zat-zat toksik oleh
glutamate. Pengeluaran glutamate melebihi dosis ini akan merusak sel-sel
tetangga, maka dapat dilihat bahwa setelah terjadinya stroke, peningkatan
keparahan sering kali terjadi cukup cepat (Sharewood, 2001). Setelah itu dapat
terjadi uedema serebral masif dan peningkatan tekanan intra kranial (TIK). Prognosis
tergantung pada daerah otak yang terkena. Mungkin terjadi kematian jika
mengenai area yang bertanggungjwab kepada pemeliharaan fungsi vital
(Pernapasan), hilangnya kemampuan sensorik yang spesifikatau berat, gangguan
motorik (gerak) dengan keparahan yang bervariasi, gangguan berbahasa, dan
gangguan kemapuan mental.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadi
perubahan pada berbagai sitem tubuh pada lansia. Perubahan yang terjadi pada sistem
pembukuh darah dapat berdampak langsung pada penurunan fungsi sensoris.
Perubahan pada lansia antara lain pengurangan kolagen pada jaringan dan
peningkatan jaringan fibrosa yang menyebabkan kekakuan pada pembuluh darah,
penurunan jumlah sel sel pencetus detakan pada jantung, pengurangan sel-sel,
dll. Jika usia senja ditambahkan dengan faktor peningkat strok baik yang
terkontrol maupun yang tidak terkontrol, maka kans lansia untuk mengalami strok
sangatlah besar. Stroke atau cerebrovascular
attack adalah kondisi terputusnya suplai aliran darah ke otak yang mungkin
diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah atau terdapat blockade pembuluh oleh
bekuan yang memutuskan sirkulasi oksigen
dan nutrisi ke otak, dan menyebabkan kerusakan jaringan otak disekitarnya.
Jenis strok ada tiga jenis menurut waktu awitannya, yaitu TIA (Transient
Ischemic Attack) kurang dari satu jam, strok masa evolusi yaitu strok yang
awalnya ringan lalu berkembang menjadi berat, dan stoke sempurna. Sedangkan
menurut etiologinya, strok dibedakan menjadi stroke iskemik baik yang
disebabkan oleh thrombus maupun embolus, strok hemoragik, dan stroke sub
arakhnoid.
Daftar Pustaka:
Hudak, Carolyn M, & Gallo, Barbara M.( 1996). Keperawatan kritis pendekatan holistic
volume II. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC
Mauk, Kristen L. (2010). Gerontological nursing competencies for care second edition.Massachusset:
Jones and Bartlett Publisher
Sharewood,Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke system edisi 2. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC
Stenly, Mickey,& Beare, Patricia Gauntlett.
(2007). Buku ajar keperawatan gerontik
edisi 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC
Stroke center organization. What is a stroke?. Februari 2013. http://www.strokecenter.org/patients/about-stroke/what-is-a-stroke/
World Health Federation. Did you know smoking can give you heart disease and stroke?.
Februari 2013. (http://health.india.com/news/world-heart-day-2012-did-you-know-smoking-can-give-you-heart-disease-and-strokes/.
Yayasan Stroke Indonesia. Stroke penyakit ketiga mematikan. Februari 2013. http://www.yastroki.or.id/read.php?id=300
World Health organization. Stroke, cerebrovascular attack. Februari 2013. http://www.who.int/topics/cerebrovascular_accident/en/.
.
Komentar