Fatih Sunat usia 4 bulan
Alhamdulillah ya Allah masih dikasih kesehatan buat nulis
lagi di Blog.
Kali ini Ayu mau sharing tentang pengalaman sunat Fatih dini.
Tepatnya pada saat usia Fatih baru memasuki usia 4 bulan.
Ide ini berawal saat hamil, ibu-ibu supporting group di
Whatssapp pada ngomongin Phimosis. Jadi ada anaknya yang deman lebih dari 3
hari, ga disertai batuk atau pilek, cek darah sudah dilakukan, ternyata
leukositny tinggi, lalu dicurigai ISK atau infeksi saluran kencing, dan positif
ada bakteri di urinnya. Maka dokterpun curiga kalau si anak mengalami yang
namanya Phimosis alias perlengketan kulup penis yang bikin retensi urin.
Tahanan urin tersebut menjadi media perkembangiakan bakteri, ditambah juga
penggunaan pospak yang membentuk lingkungan mendukung, maka terjadilah infeksi
saluran kemih. Kalau alasannya ini, maka solusi paling ces pleng adalah sunat.
Walaupun udah terapi antibiotic bolak balik, kalo nggak disunat-sunat maka
kondisi ini akan relaps.
Saat itu, saya yang belum jadi emak menyimak dengan seksama.
Pokoknya kalo ada pembahasan mengenai sunat Ayu jadi aware banget deh, secara
bakal punya anak berjenis kelamin laki-laki. Saat si anak lanang ini sudah
lahir, ada pembahasan mengenai manfaat sunat di usia dini, atau bayi. Ternyata
banyak banget manfaatnya. Ayu mengalaminya sendiri.
Maka, ide sunat ini pertama Ayu ajukan ke Ayah Adri, reaksi
pertamanya adalah meringis, hahaha terlihat sekali ada memori traumatis
mengenai sunat, jadi pas Ayu ajukan ide tentang sunat, si Ayah berasa mau disunat
yang kedua kalinya, hahaha. KASIAN adalah alasan yang naluriah, kebapakan,
humanis, dan umum, secara ni bocah masih kecil banget. Dan alasan KASIAN ini
bukan Cuma ayah Adri yang bilang, kedua kakek, nenek, om, ua, dan lainnya
berkomentar sama. Tukang sayur langganan malah dengan gamblangnya
terkaget-kaget sampai sampai bilang gini: “ini pertama kalinya ngedenger bayi
mau disunat, biasanya kan SD gitu”
Wah wah, dari baru memberikan kabar saja sudah mendapat reaksi
sosial yang menghebohkan. Tapi mamak bukanya ciut, mamak malah tambah semangat
mau nyunat Fatih. Singkat cerita, pada saat mengimunisasi fatih di dokter anak,
Bunda nanya ke DSAnya, tolong liatin, apakah anak ini ada potensi phimosis?,
kalo mau disunat dini baik ga?, dll. Maka si dokter mencoba buka kulup penis si
bocah yang lagi nangis goak goak abis divaksin, dan terlihat gumpalan gumalan
Smegma putih kaya isi komedo yang banyak banget didalam penisnya, ihhhhhhhh
bunda sama ayah dibikin terbelalak, dan kesimpulannya adalah bagus kalo mau disunat
dini, supaya bersih. Dengan evidence based tersebut, bunda sama ayahpun
memantapkan diri untuk menyunat kamu fat, bulan depannya saat usia mu 4 bulan.
Mulailah pencarian tempat sunat yang cocok. Tempat sunat
banyak, tapi yang memenuhi kebutuhan psikologis mamak sama bapaknya ini tentang
keselamatan, keamanan, ramah jiwa, dan minim trauma jatuh pada satu klinik
sunat yang bekerja sama dengan rumah sakit Sumber Kasih di Cirebon, namanya
Griya Khitan. Pertama bunda sama Ayah bikin janji sama dokter khitannya, dia
ini dokter umum spesialis khitan dengan sertifikasi bedah minor dan perawatan
luka modern serta sertifikasi hypnosis, Namanya dr. Rio Adi Wicaksana.
Bersama Dokter Rio, Fatih di buka lagi kulub Penisnya, dan
diekspose lebih terbuka bagian glans penisnya, yaampunnnnnn bunda sampe ngeri
banget ngeliatnya, glans penis hampir tidak terlihat, tertutup smegma semua.
Makin buat lah tekad Bunda buat nyunat Fatih. Alhamdulillahnya fatih dinyatakan
tidak mengalami phimosis, jadi proses khitan bisa dilakukan seperti biasa.
Akhirnya, setelah melakukan perjanjian panjang dengan bagian
Admin griya khitan, kamipun sepakat waktu untuk berkhitan pada 21 September
2017 atau tepatnya 1 Muharam 1439 H. Metode yang kami pilih adalah metode
konvensional, mengingat anak ini pergerakannya masih sangat minim, jadi resiko
perdarahannya juga minim, metode biusnya dengan tehnik terbaru, yaitu dengan
metode sutik dengan jarum mikro yang didorong dengan alat berbasis water
pressure shoot. Jadi alatnya tuh kaya semacam tembakan gitu, jadi kalo mau
masukin anastesi tinggal dipencet tombol anastesi gun tersebut, maka obat
anastesi akan masuk ke otot dengan mudahnya.
Hari yang dinanti tiba, bunda sama ayah grogi banget. Ayah
sampe nggak bisa sarapan pagi dan mules2 pagi itu. Bunda mempersiapkan mental
dan peralatan berulang kali, supaya nggk ada yang kurang. Fatih, hahaa dia
senyum-senyum aja tuh sembari ngemut jarinya. Alhamdulillah hari itu Pakde dan
Bude Hafiz alias tetangga sebelah berbaik hati nganterin kami ke tempat sunat,
jadi ketidakhadiran orang tua kami yang ada di Bogor tergantikan oleh sosok
mereka berdua. Berangkatlah kami berlima ke tempat sunat yang hanya berjarak 10
menit dari rumah. Sampai sana fatih ditimbang, bunda mengisi inform consent dan
data-data, lalu ga lama Fatih dipanggil sama dokter Rio masuk ke ruang sunat.
Diruangan sunat ada dr. Rio dan seorang perawat, peralatan
bedah minor sudah siap sedia diletakan sejajar rapi, ruangan ber-AC dan ada
backsound lullaby yang kaya pengantar tidur berdenting denting, bikin tenang.
Didalam ruangan ada brankar tindakan dan kursi tamu cukup besar, jadi kami ber4
bisa masuk ke dalam menunggu fatih. Fatih yang masih sibuk ngemut tangan
dibaringkan di brankar tindakan. Pertama-tama area perinealnya dibersihkan
dengan cairan antiseptic, lalu fatih mulai dibius, dibiuasnya di empat titik
melingkar jarum jam 12, 3, 6, dan 9. Alat seperti tembakan ditekan, dia berbunyi
kencang. Seketika obat anastesi local masuk ke otot fatih dibarengi dengan
suara tangis fatih yang mulai pecah, tan tangis fatih berlanjut di tembaka “anastwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwer6dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddrc
xs444444x” (ini adalah ketikan fatih diusia 6 bulan saat cari perhatian
bundanya yang lagi nulis di laptop, eehhh dia malah naik ke leptop, hehehe
pinternya)
Lanjut lagi ya, seteah 4 kali tembakan anastesi tangis fatih
berhenti lalu bundapun mulai menyusui fatih sembari menunggu obat baal bekerja
secara maksimal sekitar 5 menit.
Menit selanjutnya dimulailah eksekusi sunat. Dimulai dengan
membuka kulup lalu membersihkan gland. Dengan menggunakan klam arteri kulup
ditarik, lalu dibuatlah garis bayangan untuk pemotongan. Hanya butuh waktu 5
detik saja dan fatihpun disunat. Sangat cepat, tapi poses selanjutnya yang cukup
lama, yaitu proses penutupan arteri aktif dengan elektrik cauter dan hecting
kulit, apa yang membuat proses itu terasa lama, ya…tangisan fatih yang meraung
raung sepanjang proses.
Total waktu masuk kamar sunat sampai selesai adalah 30
menit. Sesi terakhir adalah edukasi perawatan luka operasi dengan metode modern
wound healing. Jadi luka operasi harus rajin-rajin dibersihkan dengan 4 tahapan,
pertama dibersihkan dengan air hangat, lalu swab nacl, lalu wound gel alias
salep yang meningkatkan proses pembelahan sel untuk penutupan luka, dan
terakhir dressing dengan kassa, kami mendapatkan satu set prawatan pasca sunat
dari griya khitan. Setelah edukasi, lanjut menyusui fatih yang terlihat syok,
hehehe sabar ya nak, ini ibadah loh, Allah suka, InsyaAllah kamu diganjar
pahala besar atas kesabaranmu.
Ini yang aga deg degan, mbawa fatih pulang ke rumah. Saat sampai
rumah fatih sedang tertidur puas akibat kecapean nangis 30 menit proses sunat. Tapi
Alhamdulillah benar adanya kalau proses perawatan pasca sunat bayi itu mudah. Hari
itu Fatih ada blooding aktif sekitar 5 menit, bunda dep aja pake kassa. Setelah
perdarahannya berhenti sekitar 15 menit kemudian, tidak ada lagi proses
perdaharahan karena saat itu fatih baru 4 bulan, jadi pergerakannya sangat
minim, hanya bisa terlentamg saja dengan sesekali usaha mau nelungkup tapi
bunda halangin. Cara gendongnyapun biasa saja ga ada cara gendong khusus, kan
fatih pakai celana sunat yang ada batoknya. Nah selama 3 hari fatih pakai popok
kain, jadi kalo basah ganti,yang berarti perawatan luka 4 tahap juga di hari ke
4 fatih sudah pakai pospak biasa. Sore hari pasca sunat fatih langsung ayu
mandiin, nggak ada tuh istilahnya nggak mandi abis disunat, duhhh justru kalo
nggak mandi kuman banyak dibadan, malah bikin peluang resiko infeksi. Tidur fatih
hari itu pulas banget, nah ini dia kita berdua saling berjaga dimalam hari cek
cek klo fatih mencoba tengkurep, tapi Alhamdulillah nggak, yang ada kami
bertiga malam itu tidur nyenyak dengan damainya. Kalo dari makan, alhamdulilah
gampang banget, secara anak ini masih ASI ekslusif, ya sudah susui saja, Cuma minggu
itu bunda emang makannnya high protein, supaya ASInya berkwalitas baik sehingga
proses penyembuhan luka fatih bagus. Ringkasnya adalah merawat anak pasca sunat
saat usia bayi sangat mudah, Ayu sangat merekomendasikan sunat usia dini.
Sekian dulu sharingnya, Wassalam.
Wefie sebelum sunat di depan rumah |
Foto bareng: Pakde Hadiz, Bude Tini, Bunda, Fat, Ay |
Syukuran pasca khitan |
Komentar