Saya bersyukur KDP di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Parung Bogor

Bismillahirahmannirrahim..

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah Akhirnya ada kesempatan buat nulis lagi di Blog. Hari ini ayu lagi libur setelah dua hari kemarin shift malam. sejak dua minggu kemarin, tepatnya tanggal 11 September 2013 saya mulai program profesi ners saya. program ners itu program pasca-sarjana FIK UI selama 1 Tahun untuk mengasah keterampilan klinik dan mendapatkan gelar Ns. atau Registered Nursenya Indonesia.

Awalnya ayu dapet Rumah Sakit Fatmawati, lantai 1, kalo kata Magic, itu ruangan post-op ortopedi, tempatnya enak dan ada kakak yang baiknya:). Semangat sih mendengar cerita dari Magic, tapiiii ayu kepikiran sama jarak tempuhnya. untuk mencapai Fatmawati, Ayu harus naik kereta dulu sampai Tanjung Barat, terus lanjut naik deborah sampai Fatma. hemmm, yang udah kebayang adalah berangkat dari rumah jam 4 Pagi saat shift pagi, atai pulang ke rumah jam 11 Malam saat Shift siang. hufffftttt

Lalu, saat Ibu Hanny Handayani masuk untuk menerangkan Mata Ajar keterampilan dasar Profesi. Ibu Hanny menawarkan dua lahan praktik baru, yaitu RS Bhakti Yuda dan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Indonesia di kawasan Parung Bogor. mendengar kata Bogor, saya langsung saja tunjuk tangan untuk mengajukan diri praktik di sana. Alhamdulillah praktik RS pertama dapetnya deket rumah.

Tapi sebenernya nggak deket sih, cukup jauh juga pas dijalanin, butuh sekitar 1 jam untuk bisa sampai ke rumah sakit di Jalan Raya parung Jampang dari rumah saya di Gunung Batu. Tapi walaupun jauh saya bahagia banget bisa praktik di RST DD, kenapa? berikut alasannya:

1. Value yang ditawarkan sangat mengakomodasi niatan saya selama Profesi. memang untuk program profesi ini saya berniat ibadah dan do the best to help other people. dan RST DD adalah tempat yang cocok. rumah sakit berbiaya Rp 0,00, melayani Dhuafa dengan standar pelayanan maksimal, That was Amazing, Like it, love it, live it!

2. Secondly, I have a great team. jadi Ayu satu kelompok sama Rensita (reg 2009), Rosiana ( Reg. 2009), Citra (Reg. 2009), Chandri (Reg. 2009), Pak Nano (eks'10), Pak Agus ( Eks' 2010), Pak Asep (Eks 2010), Mba Asri (eks 2010), dan Mba Sri (eks' 10). Mereka luar biasa. Dari teman-teman reguler sendiri ayu dapet atmosfer kooperatif, rajin, dan kritis dalam menganalisis rasional tindakan. kalau dari rekan-rekan ekstensi, saya belajar banyak dari mereka. terutama bagaimana mengintegrasikan keterampilan klinik dengan tehnik komunikasi terapeutik. 

3. RS DD itu lingkungan belajar yang sangat menyenangkan. bikin betah, rumah sakitya bagus dan bersih, pegawainya ramah, tindakannya banyak, boleh belajar ke berbagai ruangan, dll. tapi yang paling disyukuri adalah kakak seniornya sangat amat membimbing dan mengakomodasi proses belajar. Jadi setiap satu anak reguler akan mendapatkan satu Clinical Instructure (CI) yang bersama sang CI kita akan mengikuti jadwal shiftnya. Kakak CI saya bernama Kak Asep, beliau mau mengajari tindakan-tindakan klinik, mau mencarikan prasat yang tidak ada di Ranap tempat kami dinas ke ruangan lain, selalu membuka sesi diskusi setelah melakukan prasat, dan terbuka dalam menerima masukan dari saya. 
Selain itu, kami mahasiswa boleh menggunakan semua alat dan bahan yang ada di RS DD, kami tidak perlu untuk membawa sendiri sarung tangan atau masker, jika kanulasi intravena gagal, kita bisa ganti aboket baru, bisa meminta alat steril untuk tindakan steril ke apotek, dengan begitu, kami bisa leluasa menjalankan prosedur tindakan sesuai dengan teori yang berlaku. That bless

4. Di RS DD ada Nikan, teman baik di 1 C SMPN 1 Bogor, teman curhat saat jadi petinggi organisasi di SMAn 1 Bogor. Niken keren banget tehnik kliniknya, jadi saya sering mampir ke ruangan VK setelah lepas dinas pagi di ruangan, Niken berbagi ilmu klinik dan memotivasi. tidak jarang saya ke ruangan VK hanya untuk curhat kegagalan-kegagalan saya pada tindakan klinik di Ranap, tentang tindakan infus yang dewa dan saya belum pernah berhasil membuat fluide dropping continously, yang ada malah sering bikin Dur (merembesnya cairan keluar pembuluh darah). dan di situ Niken selalu menguatkan saya, mengatakan kalau semua itu adalah proses yang harus dihadapi, bahwa suatu saat nanti saya akan menjadi perawat yang hebat, itu keyakinan niken yang juga membuat saya yakin kalau proses gagal ini adalah pola normal.

5. DI RS DD saya berdinas di ruang Arrazzaq, rawat inap penyakit dalam laki-laki. disana saya bisa dengan sesuka hati melakukan apapun, bahkan seorang kakak bisa saja mencabut infus untuk saya pasangkan lagi infusnya di lengan lainnya, tapi tentu saja saya tolak, its remind me about attraumatic care. kan bukan hanyak bisa diterapkan ke anak, ke kakek2 juga bisa. oh ia saya juga dapet kesempatan untuk main ke IGD, merasakan atmosfer kerja di IGD itu seru, karena landasan kerja IGD adalah menyelamatkan nyawa pasien, jadi nggak terlalu banyak prosedur yang perintil. kalo mau pasang Kakteter. langsung pasang Aja, tensi palpasi ada, alat tensi buang aja ga perlu di gulung-gulung, suntik, suntik aja, hahahaha seru lah pokoknya


dan banyak banget sih hal yang saya syukuri, doa saya, semoga bisa partus pandang di ruangan VK supaya bisa lebih relaks pas masuk stage Maternitas. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Bersalin Hj. Srie Dody Gunung Batu Bogor

Kembali Melahirkan di Rumah bersalin H. Srie Dody Gunung Batu

Kontrol Hamil ke Puskesmas