Ibu Rumah Tangga

Bismillah

Assalamualikum

Apa kabar semua? Alhamdulillah kalau saya Sehat Wal Afiat.

mau bercerita kabar teranyar

11 April 2016 suami saya menatap dalam mata saya sambil bertanya " Siap dibawa ke Cirebon?" dengan keyakinan yang berbeda dengan bisanya saya tatap matanya lebih dalam sambil jawab "ia siap".

dan kehidupan baru benar-benar dimulai. berdua saja dengannya, tanpa keluarga dekat baik dari keluarga saya maupun keluarga suami. kami mulai mandiri.

kemarin saya baru membaca lagi buku pra-nikah yang kami baca waktu itu, nama bukunya Membumikan Harapan Rumah Tangga Islam Idaman karya Abu Al-Hamd Rabi'. dari buku ini dikatakan bahwa pasangan baru menikah disarankan memiliki tempat hunian yang terpisah dari orang tua.

dari pengalaman ini, walaupun baru dua bulan jadi Ibu Rumh tangga, ada tiga pelajaran yang saya ambil:


1. Memahami hak dan kewajiban. bagi saya yang sebelumnya bekerja dengan jam kerja yang sangat tinggi alias tiga shift, biasa memiliki penghasilan, biasa mengambil keputusan sendiri, menjadi IRT berarti merubah tombol di otak yang tadinya Independent mode on menjadi Depeneden Mode on. nah ini cukup menarik, karena bagi saya hal ini cukup membutuhkan perhatian khusus. sulit sekali awalnya, mau minta uang belanja malu, mau minta pulsa ragu, mau minta beli gicu apalagi. tapi saya kembali memberbaharui niat tiap hari, bahwa pernikahan adalah ibadah, dan memang begitu sudah hak dan kewajibannya, jadi sedikit demi sedikit terus belajar dalam memahami hak dan kewajiban serta tidak perlu malu dalam meminta hak yang memang harusnya ditanggung suami, selama dalam batas wajar dan memang sesuai seperti kebutuhan seelum nikah dulu.

2. Hayati peran dan nikmati prosesnya. sudah iklas jadi IRT, nah sekarang saatnya menyelami peran. meyelem yang dalam, berenang, bermainlah dengan gelombanya, be Happy. gimana caranya menghayati peran sebagai IRT, mulailah dengan berkenalan dengan teangga, minimal tetangga yang deket banget sama rumah. jangan segan minta bantuan dan PDKT sama mereka. tidak lupa untuk membuat kudapan untuk dikirimkan ke tetanga, jenguk saat tetangga dekat sakit sambil membawa buah tangan, tebar senyum saat bertemu siapapun dijalan. perkenalkan diri dengan jelas seperti nama, asal, letak rumah, pekerjaan suami kepada stockholder di lingkungan komunitas misalnya ke Pak RT, Warung serba ada, tukang sayur, ibu penjual nasi uduk favorite, ibu Ustadz dan ibu ketua Geng lingkungan situ. Kebetulan saat masuk bulan kedua ini masuk bulan Ramadhan, maka mulaikah terlibat dalam kegiatan cumunitas seperti memberikan makanan takjil, solat tarawih ke mushalah, tipsnya nih, jangan lewatkan moment salam-salaman pasca solat, nah dari sana biasanya kita akan dikenal sama ibu-ibu sepuh lingkungan situ.

3. Jadi ibu ruah tangga itu semua tentang Managemen waktu. karena semuanya kita yang atur, nggak ada yang menuntut, jam kerjanya juga 24 jam, jadi harus bener-bener menerapkan management waktu. saya membagi waktu dalam sehari itu dimulai dengan megurus suami saat ia mau berangkat kerja, siapkan bajunya, siapkan sarapan dan cangkr kopi atau tehnya, siapkan Gel rambutnya, sisir, ikat pinggang, ingatkan ia pada dompetnya, HP, jaket, kertas kerja, topi,masker, ingatkan untuk ganti kaos kaki, dll, tugas ini selesai sampai kita cium tangan suami lalu dia pergi ke kantor. nah disni bisa take a break dulu dengan minum kopi atau teh yang tadi ga sempat kita minum. nah kalau saya habis ini adalah me time buat diri sendiri, saya sempatkan sampai pukul 12 siang untuk mandi, solat duha, baca Al-Quran, hapalan, telpon mamah, belajar bahasa Inggris, baca buku, mbuat blog, nonton vlog, pokoknya hal-hal yang bisa nge-ugrade diri deh. nah setelah zuhur fokuslah untuk memasak, beberes rumah dan mencuci baju (maklum airnya baru nyala jam segitu), masak itu harus fokus, terutama bagi saya yang nggak bisa masak. setelah solat Ashar biasanya ada optional activities buat saya: bisa nyetrika bisa olah raga tinggal pilih. setelah mandi sore. solat magrib tinggal deh tunggu suami pulang kerja, biasanya sambin nonton TV. kalo suami dah pulang sementara dia mandi atau beres-beres kita dah bisa siapkan makan malam, dan waktu setelah magrib adalah waktu fokus untuk kegiatan bersama suami dan isteri. bisa solat jamaah, tadarus, ngobrol, dan aktivitas kebersamaan lainnya. waktu-waktu diatas bisa di tukar-tukar sesuai mood.

segitu aja dulu yang bisa dibagi, semoga bermanfaat. nah sehabis Ramadhan ini rencananya saya mau cari peruntungan dengan bekerja lagi sebagai perawat di kota ini, semoga nanti bisa sharing lagi dengan perspektif sebagai working mom. sampai jumpa


Wassalamualaikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Bersalin Hj. Srie Dody Gunung Batu Bogor

Kembali Melahirkan di Rumah bersalin H. Srie Dody Gunung Batu

Bapakku