Taking charge your ferlility, yes you can

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Ya Allah lama kali ini tidak menulis, sekarang mau menulis lagi ah, sharing tentang pengalaman terbaru ya. Kali ini saya akan sharing tentang…kerinduan menjadi seorang ibu #Tsah.

Menikah tanggal 8 Februari 2016 saya punya niatan “mau pacaran dulu” sama suami. Alhamdulillah hal tersebut Allah ijabah dengan menyediakan waktu bagi kami untuk saling mengenal satu sama lain. Kami juga diberikan kesempatan yang sangat baik untuk menyatukan visi dan misi pernikahan, menjalankan peran dalam memenuhi hak dan kewajian sebagai suami dan isteri dengan cara pindah keluar kota, jauh dari keluarga dan sahabat. Kamipun semakin memahami pribadi masing-masing dengan akselerasi dan benturan kondisi.

Rumah sewaan kami di kota ini cukup besar untuk ditinggali berdua,,,sekali waktu salah satu dari kami berceloteh “rumahnya sepi ya, sepertinya harus diramaikan dengan tangisan seorang anak” ahhhh

Memiliki anak mulai menjadi harapan kami. Kami pergi ke toko buku untuk memebeli beberapa buku, initinya supaya kami menjadi siap secara ilmu.

Beberapa buku yang kami beli adalah:

1. Persiapan Kehamilan karya Nurur Chomaria, S. Psi

Membahas mengenai persiapan holistik untuk siap hamil, mulai dari persiapan spiritual, persiapan mental, persiapan fisik, dan pilihan anak laki-laki atau perempuan. Buku ini memberikan tips dan trik yang sangat praktis dan mudah untuk diterapkan. Serunya nih ada bab yang membahas tentang cara-cara yang dilakukan kalau mau punya anak dengan jenis kelamin tertentu, lucu deh,,,kaya misalnya kalo mau punya anak perempuan sebelum melakukan hubungan suami isteri, vagina isteri dibasuh dengan larutan cuka sangat encer (asam) karena sperma dengan kromosom X yang memberi jenis kelamin perempuan pada bayi lebih suka dengan sauna asam, kondisi asam membuat sperma dengan kromosom ini lebih lama bertahan hidup dan punya kesempatan besar untuk bisa membuahi sel telur. Sebaliknya kalau mau punya anak laki-laki, sebelum melakukan hubungan suami isteri, kemaluan isteri dibasuh dengan larutan soda sangat encer untuk menciptakan suasana basa.

2. Makanan Sehat Seimbang Bagi Ibu hamil karya Nurur Chomaria, S. Psi

Dalam buku ini ditekankan bahwa ibu adalah pencetak generasi, ibu yang berkualitas akan menghasilkan generasi yang berkualitas pula. Makanan yang dikonsumsi selama 9 bulan akan menghasilkan seorang generasi yang akan ditentukan kualitasnya setelah dilahirkan kelak. Dalam buku ini dibahas tuntas dan detail tentang gizi ibu hamil, seperti kebutuhan gizi ibu hamil, zat-zat yang diperlukan, sumber-sumber zat gizi, penyajian menu makanan, contoh kombinasi makanan dalam satu minggu, dan tentu saja hal yang dipantangan selama kehamilan.
Dari buku ini Ayu mengambil beberapa kesimpulan menarik, misalnya tentang pola makan ibu hamil, patokan yang digunakan adalah jumlah kalori, bukan prinsip makan banyak dua kali lipat. Perbanyak makanan yang bernutrisi, bukan hanya mengenyangkan. Dan hindari makanan berpengawet banyak dan cepat saji.

3. Taking Charge of your Fertility karya Toni Weschler, MPH

Nah ini buku yang paling menarik perhatian Ayu, bukunya tebal, buku terjemahan, isinya kaya materi kuliah keperawatan maternitas. Banyak ilmu baru yang ayu pahami dari buku ini tentang kesuburan. Dulu Ayu pikir kesuburan itu suatu hal yang otomatis dan tidak perlu diusahakan mendapatkannya, sebagian dari kita memang merasakan hal itu, namun tidak semua pasangan. Ayu dan abang termasuk pasangan yang butuh mengusahakan kesuburan itu hadir tepat pada waktunya, kami harus benar-benar memperhatikan tanda-tanda subur, melatih sense kami untuk menangkap signal tubuh kalau ini adalah saat yang tepat unuk berikhtiar.

Buku ini membantah teori bahwa wanita akan memasuki masa subur terhitung 14 hari dari haid pertama. Awa-awal saya sangat memegang pakem ini, misalnya kalau saya menstruasi mulai tanggal 1, maka saat yang tepat untuk ikhtiar punya anak adalah tanggal 14nya,,,oh Nonono, kata buku Taking Charge of your Fertility ini adalah BIG NO. kalau kata buku ini, setiap wanita itu adalah unik, setiap perempuan punya pola subur dan tidak subur yang khas dan berbeda, dan meyakini masa subur hanya dari satu tanda saja adalah pengabaian terhadap signal tubuh lainnya. Dalam buku ini paling tidak ada ada 4 indikator tubuh yang harus diperhatikan untuk memastikan waktu subur. Empat hal tersebut adalah suhu tubuh, kondisi cairan vagina, bentuk leher rahim, dan kondisi stress atau aktivitas. Contonya nihh, tentang cairan vagina, saya jadi sangat hapal polanya, dalam satu bulan akan ada cairan darah yang berarti menstruasi, masa kering setelah haid, cairan yang lengket, cairan seperti cream cheese, cairan bening dan elastis, lalu kembali lagi ke cairan lengket dan kering, lalu cairan khas peningkatan progrsteron sebelum haid “cheese like discharge” baru kembali lagi ke cairan darah menstruasi.  Lalu suhu tubuh, suhu tuhuh yang dingin dibawah baseline harian adalah suhu yang tepat untuk pembuahan, pembuahan tidak akan terjadi dilingkungan yang panas atau saat suhu tubuh diatas baseline. Saat subur juga mulut Rahim lebih turun dan teraba soft. Terakhir,,,pembuahan terjadi saat kita tidak dalam kondisi stress baik fisik misalnya dari kecapean kerja, kelelahan traveling, atau keletihan olahraga sangat berat pun saat ada kondisi stress psikologis. Maka saat ada tanda-tanda baik dari suhu tubuh dibawah baseline, ciran vagina bening dan elastis, mulut Rahim teraba soft, dan kondisi happy baik fisik maupun mental, bersiaplah untuk berikhtiar. Terus perhatikan kondisi ini setiap bulan, caba terus, jika gagal ulangi lagi, lagi, lagi, dan lagi.

Dalam menerapkan teori dalam buku ini ke dunia nyata memang tidak praktis, tapi percayalah ini sangat menakjubkan. Ini membuat saya mempercayai tubuh saya sendiri sebagai penentu kebijakan bahwa saya subur, buka mereka diluar saya.

Ikhtiar berikutnya yang kami terapkan adalah berdoa. Ini adalah bagian paling sakral dan menuntukan keiklasan dan kepasrahan dengan pemaknaan tentang tiada daya maupun upaya yang bisa dilakukan tanpa pertolongan dari Allah SWT, Tuhan semesta alam. Berdoa adalah saat kerinduan ini sampai puncahk untuk memiliki anak, namun belum Allah berikan, maka teruslah berdoa, teruslah berusaha, terus yakin Allah sangat mudah dalam membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Yang pasti, berdoalah disaat-saat diijabah, saat bulan Ramadhan, saat hujan, saat sujud, dalam sepertiga malam, sela adzan dan qomat. Minta restu ke mamah, bapak, mamah mertua dan papah mertua. Minta maaf sama mereka kalau ada salah, ada hal yang mengganjal. Oh ia kemaren juga mamah mertua sempat membuatkan pengajian yang dihadiri anak-anak yatim untuk mendoakan kelancaran proses kelahiran Kak Rina dan mendoakan agar kami segera diberikan momongan.


Telanjutnya adalah berolah raga, jaga tubuh dalam hitungan Body mass index yang idela, yaitu, 18-23. Karena katanya lemak yang menumpuk banyak dalam tubuh dapat menurunkan tingkat fertilitas. Usahakan berolahraga minimla 1 kali seminggu, tapi usahakan deh 3 kali satu minggu. Olah raga itu selain bikin tubuh sehat juga bisa bikin bahagia, karena hormone endorphin yang bikin happy itu keluar setelah berolah raga. Believe me, dalam tubuh yang sehat dan jiwa yang happy akan meningkatkan fertilitas. pola olah raga biasanya juga dibarengi sama pola nutrisi yang baik, aku kemaren memutuskan untuk berhenti diet keras untuk menguruskan badan, memutuskan untuk diet biasa tinggi protein, serat, tapi rendah karbo.

Oh ia, salah satu kunci supaya bahagia juga tuh jangan terlalu memasukan perkataan orang yang berkomentar tentang kondisi kita ke hati. Dengerin aja, masukin hati sebentar, sedih sebentar terus senyumin dan lupakan.
Saya juga belum memutuskan untuk mengunjungi dokter kandungan untuk cek kesuburan. Karena saya yakinnya pasangan itu dinayakan infertile setelah berusaha hamil secara alami selama satu tahun tapi belum juga berhasil.


Sekian dulu sharingnya, nanti kita
lanjutkan ke kisah selanjutnya:)see ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Bersalin Hj. Srie Dody Gunung Batu Bogor

Kembali Melahirkan di Rumah bersalin H. Srie Dody Gunung Batu

Kontrol Hamil ke Puskesmas