HBO Incompatible

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah ya Allah, terima kasih atas kemudahan kepengurusan Fatih. Sebagai ibu baru, harus tinggal diluar kota tanpa ada relative yang menemani menjadi tantangan banget. Hahahah, mana Ibu asisten rumah tangga yang baru 3 minggu kerja bantuin dirumah uda resign lagi, disini saya merasa terantang, NGURUSIN diri (I’m literally big now), NGEMUKIN anak (Bio, Psiko, Sosial, dan Spiritualnya), dan mengurus my big baby. Karena ternyata mencari asisten rumah tangga yang cocok sama kita itu sulit, so we’re committed to take care our family without an assistant, Bismillah.


Well, sekarang Ayu mau cerita things that happened after M. Fatih Alkautsar come to the world.

Pas hari kelahiran Fatih, Ayu nggak ngeliat pai ada diantara keluarga yang nunggun kelahiran faith di ruang tamu bidan Srie Dody, I was so disappointed. Tapi setelah semua orang pulang dan ada Anggi dan Teh Ncih yang nemenin Ayu malam itu, Ayu baru dikabarin kenapa Pai nggak dating ke tempat lahiran. Pas tau kabar Ayu melahirkan dada pai tiba-tiba sakit tepat ditengah tengah. Anggi bilang Pai masuk angin, tapi Ayu curia pai Angina Pectoris.

Hari kedua kelahiran kita langsung ke Gunung Batu, awal lahiran memang rencananya Ayu mau tinggal di Gunung Batu, banyak program yang udah disiapin, mulai dari makan jamu jamuam kering khas buat ibu melahiran, minum kunyit asem, minum jamu 40 hari, pakai Ankin buat ngecilin perut, urut pasca lahiran, makan ayam Bakakak, jemur di lantai atas, dan rencana lainnya yang udah jauh hari direncanakan.

Tapi ternyata dihari ke 3, saat Fatih mau pemeriksaan fisik awal ke dokter anaknya di rs Bunda Suryatni, dengan dr. Sri Utami, Sp. A. ternyata bilirubin Fatih 13 dan terdeteksi anak mulai tidur terus dan malas minum ASI dan Nampak kekuningan sekujur badan. 13 angka yang sangat sedikit buat kadar bilirubin yang biasanya harus di rawat blue light, tapi karena et causa hiperbilirubin Fatih ini bukan karena kekurangan Volume ASI, tapi karena HBO incompatible, maka Ayu dan bang Eky (serta support besar dari mamah Yasmin) akhirnya kita memutuskan faith untuk dirawat 2 hari di perina blue light. HBO incompatible ini terjadi akibat ibu punya golongan dari O sedangkan anak bergolongan darah selain O. sisa darah ibu yang ada di badan anak bersifat melisiskan darah anak yang bergolongan darah selain O, maka sifat dari HBO incompatible adalah progresif meningkat semakin bertambahnya hari, walaupun nyusu ASInya banyak, walaupun panas pagi rutin. Lucky kondisi ini ketauannya di hari ke tiga, jadi tingkat bilirubinnya masih 13 dan masih mudah buat di blue light. Worse case dari kondisi HBO incompatible adalah jika bilirubin dah bersarang di otak, nah ini bisa bikin anak jadi kejang, atau kalau hampir seluruh darah bayi menjadi lisis, maka perlu dilakukan cuci darah Cito, Innailahi.

Dan jadilah Aku EMPING alias Emak Pumping. Rasanya Innalilahi banget deh dipisahin sama bayi diusia 3 hari kaya gini. Supply ASI lagi banyak banget, tapi Demand menurun. Rasanya sakit banget. Rasanya kaya payudara mau meledak, teraba panas, nyeri kalau disentuh, kulit retraksi maksimal. Ya Allah sakit banget. Beberapa jam seteralah faith masuk blue light, Ayu coba perah ASI pakai pompa ASI elektrik sewa punya rumah sakit, tapi karena mood lagi hancur lebur tau anak harus di blue light, ASI hanya keluar 5 tetes saja. Pulang lah kita ke Yasmin, ceritanya mau pompa manual dirumah, ya Ampun sakitnya makin parah, bendungan ASI dimana mana, breast care dengan air hangat dan massage nggak signifikan ngeluarin ASI, dari perah manual ini ayu Cuma bisa ngluarin 10 cc saja. Sementara si Fatih nangis nangis di RS sana minta susu. Ditengah keputus asaan ada opsi faith dapet ASI donor langsung dari salah satu bidan di RS yang juga lagi punya anak laki-laki, tanpa pikir panjang Ayu bilang iya kasih aja, tapi ternyata dokter anaknya faith yang ngelarang buat hal itu terjadi, karena akan ada konsekuensi yang panjang dari proses saudara sepersusuan ini. Maka dr. Sri dengan sabarnya menjelaskan kondisi faith yang rentan dehidrasi selama di blue light (ia lah ya, panas banget kan tuh light kalo lama-lama), maka pemberian susu formulapun direkomendasikan, ya, pastinya menggunakan dot (yap dan Ayupun udah mengantiipasi kondisi bingung puting kedepannya). Dengan pertimbangan kondisi darurat dan Ayu yang belum bisa memerah susu sesuai kebutuhan harian Fatih, Ayu dan Bang Eky berpikiran rasional dan menerima rekomendasi Dr. Sri untuk memberikan susu formula via dot selama Fatih dirawat.

Malam pertama faith dirawat, Ayu nangis sejadi jadinya ke Bang Eky, ini blues, I know how does it feel now, Baby blues totally here, and I welcomed it by crying. Hormone progresteron yang turun tiba tiba dan peningkatan hormone estrogen seperti serangan badai catrina, mood dibuatnya naik trun tanpa tau penyebabnya, and all you need is your husband soulder. Ditambah lag hormone prolactin dan oksitosin yang meningkat bikin payudara makin mengeras, sure, I feel this breasts transformed become two hard stone on my chest. Malam itu, Bang Eky ditemani Papah mengambil alat pompa Asi manual dari jasa sewa alat bayi. Jadilah malam itu Ayu ga tidur, Ayu memompa ASI sebisanya.
Satu sih yang bikin ASI mengalir saat dipompa, ya, feel relaxed and loved is the key. Malam itu kami saling support untuk mengeluarkan AS, demi Fatih. Paginya Ayu bisa mengumpulkan ASI 160 ml. pagi2 kita dah jalan ke RS nganterin ASI. Rasa kangen membuncah banget, dan rasanya pas ASI dihisap langsung oleh bayi itu adaah kenikmatan tersendiri saat bendungan dipayudara bersarang. Ternyata proses mengASIhi itu bukan satu arah bayi yang membutuhkan ASI, tapi dua arah, dimana kitapun membutuhkan ASI kita untuk dihisap.

Kadar bilirubin fatih belum dicek ulang, karena intruksi dokternya dalah penyinaran blue light 36 jam, jadi fatih baru akan dievaluasi bilirubinnya besok pagi.

Di RS Ayu juga pompa ASI, jadi Fatih punya cadangan 2 ½ botol ASI peras. Siang itu kami pulang meninggalkan fatih buat menengok kakeknya fatih yang ternyata juga semalem masuk rumah sakit akibat serangan jantung. Rasanya sedih banget, dua orang yang kita cintai dalm satu waktu sama sama masuk rumah sakit untuk dirawat. MasyaAllah rasanya campur aduk
Malam kedua tanpa Fatih plus Pai yang kondisinya jelek banget akibat heart attack bikin malam itu kembali menjadi malam baby blues yang penuh air mata.

Paginya kami kembali ke RS membawakan fatih 3 botol ASI penuh penuh sebanyak 300 ml. Alhamdulillah ternyata udah ada instruksi Fatih boleh pulang, biliribinnya udah normal, 10, 3. Jadilah hari itu kami pulang ke Yasmin membawa serta Fatih yang terlihat mencoklat akibat blue light batnya selama 3 hari ini, plus oleh oleh Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah ya Allah, terima kasih atas kemudahan kepengurusan Fatih. Sebagai ibu baru, harus tinggal diluar kota tanpa ada relative yang menemani menjadi tantangan banget. Hahahah, mana Ibu asisten rumah tangga yang baru 3 minggu kerja bantuin dirumah uda resign lagi, disini saya merasa terantang, NGURUSIN diri (I’m literally big now), NGEMUKIN anak (Bio, Psiko, Sosial, dan Spiritualnya), dan mengurus my big baby. Karena ternyata mencari asisten rumah tangga yang cocok sama kita itu sulit, so we’re committed to take care our family without an assistant, Bismillah.
 Well, sekarang Ayu mau cerita things that happened after M. Fatih Alkautsar come to the world.

Pas hari kelahiran Fatih, Ayu nggak ngeliat pai ada diantara keluarga yan nunggun kelahiran faith di ruang tmu bidan Srie Dody, I was so disappointed. Tapi setelah semua orang pulang da nada Anggi dan Teh Ncih yang nemenin Ayu malam itu, Ayu baru dikabarin kenapa Pai nggak dating ke tempat lahiran. Pas tau kabar Ayu melahirkan dada pai tiba-tiba sakit tepat ditengah tengah. Anggi bilang Pai masuk angina, tapi Ayu curia pai Angina Pectoris.

Hari kedua kelahiran kita langsung ke Gunung Batu, awal lahiran memang rencananya Ayu mau tinggal di Gunung Batu, banyak program yang udah disiapin, mulai dari makan jamu jamuam kering khas buat ibu melahiran, minum kunyit asem, minum jamu 40 hari, pakai Ankin buat ngecilin perut, urut pasca lahiran, makan ayam Bakakak, jemur di lantai atas, dan rencana lainnya yang idah jauh hari direncanakan.
Tapi ternyata dihari ke 3, saat Fatih mau pemeriksaan fisik awal ke dokter anaknya di rs Bunda Suryatni, dengan dr. Sri Utami, Sp. A. ternyata bilirubin Fatih 13 dan terdeteksi anak mulai tidur terus dan malas minum ASI dan Nampak kekuningan sekujur badan. 13 angka yang sangat sedikit buat kadar bilirubin yang biasanya harus di rawat blue light, tapi karena et causa hiperbilirubin Fatih ini bukan karena kekurangan Volume ASI, tapi karena HBO incompatible, maka Ayu dan bang Eky (serta support besar dari mamah Yasmin) akhirnya kita memutuskan faith untuk dirawat 2 hari di perina blue light. HBO incompatible ini terjadi akibat ibu punya golongan dari O sedangkan anak bergolongan darah selain O. sisa darah ibu yang ada di badan anak bersifat melisiskan darah anak yang bersolongan darah selain O, maka sifat dari HBO incompatible adalah progresif meningkat semakin bertambahnya hari, walaupun nyusu ASInya banyak, walaupun panas pagi rutin. Lucky kondisi ini ketauannya di hari ke tiga, jadi tingkat bilirubinnya masih 13 dan masih mudah buat di blue light. Worse case dari kondisi HBO incompatible adalah jika bilirubin dah bersarang di otak, nah ini bisa bikin anak jadi kejang, atau kalau hampir seluruh darah bayi menjadi lisis, maka perlu dilakukan cuci darah Cito, Innailahi.
Dan jadilah Aku EMPING alias Emak Pumping. Rasanya Innalilahi banget deh dipisahin sama bayi diusia 3 hari kaya gini. Supply ASI lahi banyak banget, tapi Demand menurun. Rasanya sakit banget. Rasanya kaya payudara mau meledak, teraba panas, nyeri kalau disentuh, kulit retraksi maksimal. Ya Allah sakit banget. Beberapa jam seteralah faith masuk blue light, Ayu coba perah ASI pakai pompa ASI elektrik sewa punya rumah sakit, tapi karena mood lagi hancur lebur tau anak harus di blue light, ASI hanya keluar 5 tetes saja. Pulang lah kita ke YAsmin, ceritanya mau pompa manual dirumah, ya Ampun sakitnya makin parah, bendungan ASI dimana mana, breast care dengan air hangat dan massage nggak signifikan ngeeluarin ASI, dari perah manual ini ayu Cuma bisa ngluarin 10 cc saja. Sementara si Fatih nangis nangis di RS sana minta susu. Ditengah keputus asaan ada opsi faith dapet ASI donor langsung dari salah satu bidan di RS yang juga lagi punya anak laki-laki, tanpa pikir panjang Ayu bilang iya kasih aja, tapi ternyata dokter anaknya faith yang ngelarang buat hal itu terjadi, karena akan ada konsekuensi yang panjang dari proses saudara sepersusuan ini. Maka dr. Sri dengan sabarnya menjelaskan kondisi faith yang rentan dehidrasi selama di blue light (ia lah ya, panas banget kan tuh light kalo lama-lama), maka pemberian susu formulapun direkomendasikan, ya, pastinya menggunakan dot (yap dan Ayupun udah mengantiipasi kondisi bingung putting kedepannya). Dengan pertimbangan kondisi darurat dan Ayu yang belum bisa memerah susu sesuai kebutuhan harian Fatih, Ayu dan Bang Eky berpikiran rasional dan menerima rekomendasi Dr. Sri untuk memberikan susu formula via dot selama Fatih dirawat.
Malam pertama faith dirawat, Ayu nangis sejadi jadinya ke Bang Eky, ini blues, I know how does it feel now, Baby blues totally here, and I welcomed it by crying. Hormone progresteron yang turun tiba tiba dan peningkatan hormone estrogen seperti serangan badai catrina, mood dibuatnya naik trun tanpa tau penyebabnya, and all you need noe is your husband soulder. Ditambah lag hormone prolactin dan oksitosin yang meningkat bikin payudara makin mengeras, sure, I feel this breasts transformed become two hard stone on my chest. Malam itu, Bang Eky ditemani Papah mengambil alat pompa Asi manual dari jasa sewa alat bayi. Jadilah malam itu Ayu ga tidur, Ayu memompa ASI sebisanya.
Satu sih yang bikin ASI mengalir saat dipompa, ya, feel relaxed and loved is the key. Malam itu kami saling supportuntuk mengeluarkan AS, demi faith. Paginya Ayu bisa mengumpulkan ASI 160 ml. pagi2 kita dah jalan ke RS nganterin ASI. Rasa kangen membuncah banget, dan rasanya pas ASI dihisap langsung oleh bayi itu adaah kenikmatan tersendiri saat bendungan dipayudara bersarang. Ternyata proses mengasihi itu bukan satu arah bayi yang membutuhkan ASI, tapi dua arah, dimana kitapun membutuhkan ASI kita untuk dihisap. Kadar bilirubin fatih belum dicek ulang, karena intruksi dokternya dalah penyinaran blue light 36 jam, jadi ftih baru akan dievaluasi bilirubinnya besok pagi.
Di RS Ayu juga pompa ASI, jadi Fatih punya cadangan 2 ½ botol ASI peras. Siang itu kami pulang meninggalkan fatih buat menengok kakeknya fatih yang etrnyata juga semalem masuk rumah sakit akibat serangan jantung. Rasanya sedih banget, dua orang yang kita cintai dalm satu waktu sama sama masuk rumah sakit untuk dirawat. MasyaAllah rasanya campur aduk
Malam kedua tanpa Fatih plus Pai yang kondisinya jelek banget akibat heart attack bikin malam itu kembali menjadi malam baby blues yang penuh air mata.
Paginya kami kembali ke RS membawakan fatih 3 botol ASI penuh penuh sebanyak 300 ml. Alhamdulillah ternyata udah ada instruksi Fatih boleh pulang, biliribinnya udah normal, 10, 3. Jadilah hari itu kami pulang ke YAsmin membawa serta Fatih yang terlihat mencoklat akibat blue light selama 3 hari ini, plus oleh oleh bingung puting dari rumah sakit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Bersalin Hj. Srie Dody Gunung Batu Bogor

Kembali Melahirkan di Rumah bersalin H. Srie Dody Gunung Batu

Prosedur Pemberian Obat supositoria