Betapa Pentingnya Birth Plan
Assalamualaikum
Me time emak 2 anak dengan satu newborn dan satu Toddler adalah tengah malem kaya gini
Dalam situasi Lock down akibat pandemic virus Corona baru Covid19 dan dalam situasi post-partum 18 hari maka menulis menjadi pilihanku dalam memvariasikan kegiatan diluar dari menyusui, tidur, mandiin bayi, dan ajak main Abang Fatih
Ok,
Dalam tulisan kali ini, Ayu akan sharing mengenai Birth plan. Rencana melahirkan, mau jadi apa? Mau bagaimana? Intinya sih mau dibawa kemana lahiran kita?
Itu
Nah sebenernya kenal sama birthplan udah dari pas hamil Fatih. Sempet juga kan bikin birth plan buat fatih terkait pingin lahiran di bidan dan ga mau lahiran di rumah sakit. Nah tapi waktu itu mbuatnya baru sakarep dewek aja, belum terstuktur, terperinci, dll.
Saat hamil ke dua, seperti yg di sharingkan di tulisan sebelumnya mengenai mengikuti kelas hypnobirthing, nah di kelas itu kita diajak untuk menuliskan birthplan dengan sebaik baiknya.
Secara umum, birthplan itu baiknya:
1. Dibuat dengan menggunakan kalimat positif, misalnya kata *tidak sakit* diganti menjadi *sehat*
2. Singkat, jangan bertele-tele menggunakan kalimat bertingkat majemuk
3. Spesifik dan detail
4. Realistis buat dicapai
5. Fokus pada plan A, tanpa meniadakan Plan B
6. Ditempel di dinding kamar
7. Dibaca setiap hari dan menjadi doa.
Alhamdulillah sudah mempraktekkan buat bikin birthplan di kehamilan kedua. Terasa banget deh jadinya proses hamil, melahirkan, dan post partum jadi lebih terarah dan memiliki tujuan yang jelas. Jadinya kita fokus sama mencapai targetan targetan yg udah kita buat.
Dengan begitu, otak, energi, dan fokus kita jadi lebih positif. Kita kaya menyempitkan celah buat si moodswing, babyblues syndrome, atau post-partum Depression buat hadir dan menguasai pola pikir dan tindakan kita.
Karena eh karena, jujur aja sih yg namanya psikologis wanita hamil, melahirkan, menyusui, dan post partum itu special banget pake telor, kudu hati2, hormon yg melonjak naik turun dalam waktu singkat memang cukup kuat membuat psikologis perempuan itu tidak stabil.
Manfaat membuat birthplan yang kedua kurasakan adalah, kita jadi punya skenario buat proses hamil, melahirkan, dan post partum kita. Skenario kalo hamilnya bagus tanpa menyulit gimana, skenario kalo hamilnya dengan penyulit gimana. Lalu kita jadi berjalan mundur dari hasil yg diinginkan itu, apa saja yg harus dilkukan untuk mencapainya, sehingga muncullah list birthplan. Disini kita belajar juga buat nggak ngoyo, keukeuh, dan terobsesi pada satu tujuan saja. Karena hamil, melahirkan, dan post partum itu banyak faktor yg mempengaruhi, sehingga kalopun lahiran dengn cara yang nggak kita jadikan plan A, kita tetap siap dan iklas menjalani karena skenarionya sudah dibuat sebaik mungkin
Ini dia dokumentasi birthplan yg Ayu dan Bang Eky buat kemarin, Alhamdulillah secara umum 70% target tercapai. 30% tidak tercapai dan kita berdua iklas menjalani, tanpa ada rasa penyesalan dan trauma yg tertinggal.
Me time emak 2 anak dengan satu newborn dan satu Toddler adalah tengah malem kaya gini
Dalam situasi Lock down akibat pandemic virus Corona baru Covid19 dan dalam situasi post-partum 18 hari maka menulis menjadi pilihanku dalam memvariasikan kegiatan diluar dari menyusui, tidur, mandiin bayi, dan ajak main Abang Fatih
Ok,
Dalam tulisan kali ini, Ayu akan sharing mengenai Birth plan. Rencana melahirkan, mau jadi apa? Mau bagaimana? Intinya sih mau dibawa kemana lahiran kita?
Itu
Nah sebenernya kenal sama birthplan udah dari pas hamil Fatih. Sempet juga kan bikin birth plan buat fatih terkait pingin lahiran di bidan dan ga mau lahiran di rumah sakit. Nah tapi waktu itu mbuatnya baru sakarep dewek aja, belum terstuktur, terperinci, dll.
Saat hamil ke dua, seperti yg di sharingkan di tulisan sebelumnya mengenai mengikuti kelas hypnobirthing, nah di kelas itu kita diajak untuk menuliskan birthplan dengan sebaik baiknya.
Secara umum, birthplan itu baiknya:
1. Dibuat dengan menggunakan kalimat positif, misalnya kata *tidak sakit* diganti menjadi *sehat*
2. Singkat, jangan bertele-tele menggunakan kalimat bertingkat majemuk
3. Spesifik dan detail
4. Realistis buat dicapai
5. Fokus pada plan A, tanpa meniadakan Plan B
6. Ditempel di dinding kamar
7. Dibaca setiap hari dan menjadi doa.
Alhamdulillah sudah mempraktekkan buat bikin birthplan di kehamilan kedua. Terasa banget deh jadinya proses hamil, melahirkan, dan post partum jadi lebih terarah dan memiliki tujuan yang jelas. Jadinya kita fokus sama mencapai targetan targetan yg udah kita buat.
Dengan begitu, otak, energi, dan fokus kita jadi lebih positif. Kita kaya menyempitkan celah buat si moodswing, babyblues syndrome, atau post-partum Depression buat hadir dan menguasai pola pikir dan tindakan kita.
Karena eh karena, jujur aja sih yg namanya psikologis wanita hamil, melahirkan, menyusui, dan post partum itu special banget pake telor, kudu hati2, hormon yg melonjak naik turun dalam waktu singkat memang cukup kuat membuat psikologis perempuan itu tidak stabil.
Manfaat membuat birthplan yang kedua kurasakan adalah, kita jadi punya skenario buat proses hamil, melahirkan, dan post partum kita. Skenario kalo hamilnya bagus tanpa menyulit gimana, skenario kalo hamilnya dengan penyulit gimana. Lalu kita jadi berjalan mundur dari hasil yg diinginkan itu, apa saja yg harus dilkukan untuk mencapainya, sehingga muncullah list birthplan. Disini kita belajar juga buat nggak ngoyo, keukeuh, dan terobsesi pada satu tujuan saja. Karena hamil, melahirkan, dan post partum itu banyak faktor yg mempengaruhi, sehingga kalopun lahiran dengn cara yang nggak kita jadikan plan A, kita tetap siap dan iklas menjalani karena skenarionya sudah dibuat sebaik mungkin
Ini dia dokumentasi birthplan yg Ayu dan Bang Eky buat kemarin, Alhamdulillah secara umum 70% target tercapai. 30% tidak tercapai dan kita berdua iklas menjalani, tanpa ada rasa penyesalan dan trauma yg tertinggal.
Birthplan ini ditempel dikamar |
Ini hasil capaian dari birthplan |
Ini birthplan saat bersalin |
Ini birthplan saat kehamilan |
Birthplan saat nifas |
Komentar