MENJADI TKHI 2024
Assalamualaikum
Alhamdulillah bisa kembali jurnaling di blog ini. saya merasa sudah lama sekali tidak mengasah diri dalam menulis journaling, mungkin karena memang waktunya sudah tidak seleluasa dulu, dan saat ini juga ada keterbatasan device berupa laptop untuk menulis
saat ini saya akan menuliskan pengalaman spiritual, pengalaman yang saya rasa bukan hanya kaitannya pada duniawi, tapi juga pada kehidupan setelah kematian, Akhirat. karena proses Haji memang sedahsyat itu, prosesnya seperti gambaran manusia di hari peradilan, saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar menunggu hari peradilan dan perhitungan selama hidup di dunia. MasyaAllah Tabarakallah!
seperti cerita sebelumya, bahwa saya gagal menjadi Tenaga kesehatan haji 2023 dengan segala pelajaran dan hikmah yang saya ambil. saya memutuskan dengan tekad yang bulat untu melanjutnya keinginan dan cita-cita saya sebagai TKHI. sayapun kembali mengikuti proses pendaftaran TKHI 2024 di akhitr tahun 2023.
berbarengan dengan itu, saya juga memulai proses pendaftaran seleksi beaiswa SDM kesehatan untuk melanjutkan sekolah S2 keperawatan. untuk rencana TKHI, Alhamdulillah berjalan dengan lancar, saya awali dengan meminta izin kepada suami saya Pak Rifky Adriansyah untuk mengizinkan dan ridho atas kehendak isterinya untuk ikutan seleksi TKHI 2024, saya bilang ke Pak Eky, bahwa saat ini Ridho Allah ada di dalam ridhonya suami, kalo suami Ridho, insyaAllah jalannya lancar. dengan sedikit pemaksaan dan rayuan, Alhamdulillah Pak Eky mengizinkan saya, dibuktikan dengan supportnya dalam proses upload dokumen, banyak dokumen yang harus dikecilkan megabitenya saya minta tolong ke beliau. saya juga diberikan izin dengan tanda tangan surat izin suami bagi bagi pendaftar perempuan yang bersuami. Alhamdulillah terima kasih Pak Eky.
selanjutnya adalah proses pemnuatan berkas, karena saya sudah ada pengalaman sebelumnya di tahun 2023, maka di tahun ini saya merasa sudah lebih percaya diri dan tau alur dalam pembuatan surat izin, surat rekoendasi, dan surat keterangan bekerja. dengan mudah saya dapatkan dari HRD dengan jeda waktu yang cukup lama ke pemnutupan pendaftaran. saya tau kalo sudah mepet ke penutupan nanti akan jadi berabe, maka saya usahakan surat-surat sudah selesai di H-7 tahri penutupan pemberkasan. sembari jalan persiapan pemberkasan, saya juga mulai mempersiapkan diri dengan belajar wawasan kesehatan Haji. sama minta bank soal ke teman saya di UI yang pernah menjadi PPIH dan tim penyelengara persiapan wawasan kesehatan haji. saya dapat banyak amunisi bank soa; dari beliau. lalu saya juga ikut webinar yang membahas soal-soal ujian TKHI. belajar sendiri melalui youtube dan beberapa buku referensi juga dilakukan. maka saya merasa lebih siap.
di tahun 2024 cukup banyak yang ikutan seleksi TKHI dati RS saya. kami semua bersaing secara sehat dan sama-sama saling mendukung, saling tukar informasi dan saling bantu dalam memeuhi persyaratan berkas.
Awal Tahun 2024 semua berkas sudah terupload, kita semua menunggu pengumuman siapa saja list yang berhak ikutan wawsan kesehatan haji. berbeda dengan tahun sebelumya yang memberikan 3 kali kesempatan ikut ujian online semua pendaftar yang mengupload berkas. tahun ini kesempatan ujian hanya satu kali, dan hanya diberikan pada peserta yang lolos dalan saringan seleksi berkas yang cukup ketat.
maka prosesnya cukup lama dan mendebarkan. tapi dari situ saya bisa belajar lebih lama tentang wawasan kesehatan Haji. tibalah pengumuman pertama siapa yang lolos seleksi berkas dan mendapatkan tiket ujian wawasan kesehatan haji. group telegram riuh rendah, semua sibuk mengecek akun masing-masing, termasuk saya pagi itu yang sudah bersiap berangkat dinas pagi. saat membuka akun, Alhamdulillah ada tulisan "Selamat anda lanjut ke tahapan berikutnya".
Alhamdulillah sujud syukur kepada Allah, saat itu saya benar benar measa mendapatkan golden ticket untuk bisa ke Baitullah, untuk bisa berhaji di usia muda, untuk bisa berkhidmat kepada umat, untuk bisa menadi bahian dari prosesi haji yang nggak pernah terpikirkan sebelumya. bahkan untuk memulai tabungan haji saya saulit bagi saya, dalam otak dan pikiran saya ini suka menerawang, mungkin saya bisa berhaji nanti kalo sudah tua. tapi ya, Haji itu undangan Allah. bahkan saat itu saya tidak punya uang seperpun untuk berhaji, tapi dengan undangan ujian wawasan kesehatan haji ini, harapan saya memunaikan rukun islam ke 5 menjadi semakin dekat dan nyata. saya semakin semangat dalam belajar ujian wawasan kesehatan haji.
telisik punya telusur, di rumah sakit saya ada 6 orang yang dapat kesempatan ujian wawsan ksehatan haji. saya kenal salah satunya adalah Uni Diah. beliau senor PNS saya di RSUD kota Bogor. nah dengan Uni diah saya banyak melalukan persiapan menjelang ujian wawsan kesehatan haji.
hari H tiba, saya yang dinas malam izin pulang cepat, karena ujian dimulai jam 08.00 pagi hari online di depan leptop dan Online zoom via HP, jadi kita hanya dapat 1 kesempatan ujian dengan leptop di website daftarin.kemkes.go.id sampbil dipantau secara online via zoom oleh panitia seleksi provinsi. ALhamdulillah saya masuk dengan lancar karena jaringan kuat menggunakan wifi rumah, beberapa peserta ada yang terkendala teknis dari jaringan, sehingga mengurangi waktu pengerjaan soal.
kami disajikan 100 soal dalam 1 jam ujian online. tau nggak rasanya 1 jam itu bener2 cepet dan nggak kerasa, saya bener2 fokus dan nggak peduli sama kondisi sekitar saat ini, fokus banget ngerjain ujian. sampai sesai saya klik finish, ada keluar nilai 75/100. saya nggak tau iyu bagus atau jelek, itu tinggi atau rendah, yang saya tau saya sudah berusaha masimal dalam ujian tersebut. selesai ujian onlne saya langsung tertidur pulas karena memang habis dinas malam.
besoknya, kami yangdinyatakan lulus saling bertanya hasil nilai ujian, ada yg 71. ada yg 65. 56, dan rupa-rupa nilainya. saya nggak yakin nilai saya paling besar di RS, karena belum terkumpul semua. tapi ada harapan dan ssaya berdoa semakin kencang untuk diloloskan ke tahanpan berkutnya.
semimggu berlalu, group telegram kembali ramai. benar saja tim seleksi nasional telah merilis daftar yang berhak untuk ke tahapan selanjutnya yaitu Verifikasi berkasi dan test Kesehatan. saya segera meluncur ke akun puskeshaji, Alhamdulillah saya kembali menemukan tulisan : "Selamat anda lulus ke tahapan selanjutnya", dati situ saya langsung kontak kawan-kawan yang ikutan TWKH, dan dari 6 yang ikutan ujian oline wawasan kesehatan haji, ada saya dan Uni Diah yang berhak untuk lanjut ke tahapan selannjutnya.
Alhamdulillah, terharu, bahagia, dan nggak nyangka, rasanya bertemu dengan KA'BAH semakin dekat. MasyaAllah tabarakallah, diusia saya sayang saat itu 35 tahun saya merasa sebagai usia paling prima dalam menjalankan ibadah haji. Alhamdulillah terima kasih ya ALLLAH
tahapan selanjutnya cukup panjang tapi pasti, saya dan Uni Diah mengikuti rangkaian tes kesehatan, verifikasi berkas asli ke panitia seleksi provinsi, selanjutnya mengikuti pelatihan terintegrasi, lalu pelatihan khusus tenaga kesehatan dari kemntrian kesehatan di Ciloto, baru kami urus berkasi paspor dan Visa perugas haji.
setelah itu kami ikut rangkaian korrdinasi dengan dinas kesehatan kota untuk mengawal danmengenal jamaah haji yang akan dibersamai selama proses haji melalui pemeriksaan kesehatan, dan manasik Haji tingkat kota.
lalu kami mendapat pembagian kelompok terbang dan tik petugas haji, saya mendapat kloter 55 dari kloter campuran kabupaten bekasi, kabupaten bandung, dan sukabumi. saya bersama petugas haji lainnya saling koordinasi via Whatspp karena letak kami yang saling berpisah dan berjauhan. kami baru bertemu secara lengkap di embarkasi haji sehari sebelum take off ke Mekkah.
tim TKHI kloter 55 terdiri dari 3 orang nakes yaitu Saya Rahayu sebagai TKHI perawat, ada Pak Budi sebagai TKHI perawat dari RSUD bekasi, dan dokter Al dari Puskesmas Cipaku Bogor sebagai TKHI dokter. ada juga pak Tomi sebagai TPHI, Pak Zaini dahlan TPIHI, dan PHD ada Ibu Nurul, Pak Amal, dan Pak...
berangkatlah kami ke Saudi Arabia tepatnya ke Mekkah langsung sebagai jamaah haji gelombang 2, dan dimulailah perjalanan berkesan sebagai TKHI HAJI 2024. Bissmillah
Komentar