Jenis-Jenis Cairan Infus- IV Solutions

Assalamualaikum

Apa kabar semua? Semoga Allah selalu berikan keberkahan ya dalam hidup teman-teman semua. Fase hidup apapun yang sedang dijalani, mau susah, senang, kere, banyak uang, jomblo, baru nikah, ngerjain skripsi, kerja, semoga bisa disikapi dengan bijaksana, jangan terlalu drama. Karena hakikatnya hidup adalah perputaran roda, dimana perubahannya sangat dinamis dari waktu ke waktu. Jadi, kalau dapat cobaan hadapi dengan senyuman, kalau cobaanya udah sampai ke ubun-ubun harus semakin senyum karena jalan keluar dari masalah akan segera datang. Kalau kata Maliq and The Essential :

“ Pernah kah kau berpikir hidupmu tidak adil karena engkau merasa kecewa karena hal yang kecil kau anggap besar seakan hidup ini berakhir. Pernahkah kau berpikir masalahmu yang kecil tidak sebanding dengan apa yang dirasakan banyak manusia diluar sana. Jadi mulai sekarang cobalah tetap senang walau cobaan datang karena itu akan selalu datang dan hilang seperti hari siang dan malam”


Well, hari ini Ayu mau berbagi ilmu untuk teman-teman di bidang keperawatan mengenai IV solutions atau cairan intravena, apa saja? Mau tau? Ok deh, catatan ini diambil dari buku berjudul "IV Med Notes Nurse’s Clinical Pocket Guide” karya Gladdi Tominson dan Deborah A. Ennis Tahun 2006, semoga masih relevan ya sama ilmu yang sekarag beredar di kampus-kampus keperawatan.

Cairan hipotonik (hypotonic solutions) 

Cairan hipotonik yaitu cairan yang osmolaritasnya berada pada rentang kurang dari 250 miliosmosis per liter (<250 mOsm/L). Indikasi cairan hipotonik diberikan pada treatment dehidrasi hipertonik. Dalam tubuh, cairan ini akan membasahi sel dalam tubuh yang kering, menarik cairan dari pembuluh darah atau pembuluh vascular ke area selular. Hal yang harus menjadi perhatian perawat dalam pemberian terapi cairan hipotonik ini adalah cairan ini dapat menyebabkan kondisi hipotensi akibat berpindahan cairan dari pembuluh darah ke sel tubuh, jangan memberikan cairan jenis ini pada pasien yang mengalami hipotensi. Maka pengecekan tekanan darah sebelum memberikan cairan hipotonik sangatlah penting. Berikut ini adalah cairan yang tergolong hipotonik: 
  • a. 2,5% Dextrose in Water 
  • b. 0.25% Sodium Chloride
  • c. 0,33% Sodium Chloride
  • d. 0,45 % Sodium Chloride
Cairan Isotonik (Isotonic Solutions)

Cairan isotonic yaitu cairan yang osmolaritanya berada pada rentang 250-375 miliosmosis per liter (250-375 mOsm/L). cairan ini diindikasikan untuk kondisi dehidrasi vascular dan megganti kadar sodium atau klorida tubuh yang berkurang. Cairan ini akan membasahi kompartemen ekstraselular, mengganti volume cairan tanpa menganggu keseimbangan  volume cairan intraselular dan interstitial. Perhatian utama sebagai perawat saat memberikan cairan isotonik adalah cairan dextrose 5% merupakan cairan isotonic saat diinfuskan, namun bisa berubah menjadi cairan hipotonik saat kandungan gula atau dextrose yang terkandung sudah mengalami metabolisme. Gunakan alat infused pump pada pasien dengan kondisi kelebihan volume cairan seperti pada pasien dengan gangguan ginjal dan masalah kerdiovascular. Contoh cairan isotonic:
  • a. Dextrose 5%
  • b. 0,9% Sodium Chloride
  • c. Ringer lactate
  • d. Ringer’s Injection
Cairan Hipertonis (Hypertonic solutions)

Cairan hipertonik yaitu cairan yang osmolaritanya berada pada rentang lebih dari 375 miliosmosis per liter (>375 mOsm/L). cairan ini untuk treatment pada kondisi dehidrasi, sirkulasi kolaps, meningkatkan perpindahan cairan dari ruangan interstitial ke selular. Cara kerjanya adalah dengan menarik cairan dari intraseluar menuju ruang ekstrasellar baik vaskuler maupun interstitial. Sebagai perawat, hal yang harus diperhatikan adalah cairan jenis ini bersifat iritan pada vena, jadi intervesi keperawatan mengobservasi titik tusuk infus sangat penting. Dapat menyebabkan overload cairan, jadi cairan ini harus diberikan dengan tetesan infus yang lambat terutama pada pasien yang rentan. Cairan ini juga dapat meningkatkan serum glukosa terutama pada pasien yang intoleran pada gula, sehingga monitoring kadar gula darah menjadi intervensi yang sangat penting. Contoh cairan hipertonis:
  • a. 5% Dextrose in 0,45% Sodium Chloride
  • b. 5% Dextrose in 0,9% Sodium Chloride
  • c. 5% Dextrose  in Ringer lactate
  • d. 10% Dextrose in water
  • e. 20% Dextrose in water
  • f. 50% Dextrose in water
  • g. 70% Dextrose in water
  • h. 3% Sodium Chloride
  • i. 5% Sodium Chloride
Plasma Expander

Plasma ekspander adalah cairan infus yang dapat meningkatkan jumlah cairan plasma yang kurang volumenya. Merupan bagian dari treatment emergensi pada kondisi syok dan kehilangan volume cairan. Intervensi keperawatan pada cairan plasma expender adalah monitor pasien secara ketat jangan sampai terjadi overload volume cairan, observasi reaksi alergi atau hipersensitif, PERHATIKAN : Dilarang memberikan penambahan medikasi pada jenis cairan ini. Contoh cairannya antara lain:
  • a. Dextran 70 (isotonis)
  • b. Dextran 40 (Isotonis)
  • c. 10% Manitol (Hipertonic)
  • d. 20% Mantol (Hipertonic) 
  • e. 5% Albumin
  • f. 25% Albumin
  • g. 6% Hetastarch in 0,9% Sodium Chloride
  • h. 10% Hetastarch in 0,9% Sodium Chloride
Sekian, semoga bermanfaat, nih daftar pustakanya:
Tomlinson, G., Ennis, D.A., (2006). IV med Notes Nurse’s Clinical Pocket Guide. Philadelphia: F.A. Davis Company


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Bersalin Hj. Srie Dody Gunung Batu Bogor

Kontrol Hamil ke Puskesmas

Kembali Melahirkan di Rumah bersalin H. Srie Dody Gunung Batu