MemikirkanNasib
menulis menjadi lebih sulit belakangan ini, mau lagi coba menulis lagi
selamat ulang tahun mamah, sekarang tanggal 21 Februari 2011, usia mamah sudah 54 taahun, menurut teori keperawatan lansia, satu tahun lagi mamah bakal secara resmi dipanggil lansia. panjang umur ya mah, semoga dimudahkan dalam melaksanakan kewajiban kepada keluarga dan ibadah kepada Allah.
kemarin itu aku dan seorang teman berbicang-bincang tentang nasib kami ke depan, nasib perawat Indoseia, kami calon-calon yang masih bimbang dan terombang ambing dalam ketidakjelasan nasib kami ke depan.
"tau ga sih Yu, kakak kelas kita yang udah Ners dapet gajinya berapa?"
"hemmm lima juta ya?"
"nggak"
"terus berapa?"
"800 ribu!!!!!"
waduhhhh kaget ngedengernya, masa udah kuliah heboh-heboh kaya gini, gajinya cuma 800, kakak yang D3 aja gajinya kepala 4, lah masa kita yang S1 800 ribu, tidakkkkkkkk, mau dibawa kemana keahlian ini, aku jadi ragu, sangat ragu
pantas saja, isu perawat judes itu normal, mereka tidak dibayar sesuai dengan pengorbanannya.
semakin sadar bahwa inilah tujuan dari kegiatan aksi massa perawat di depan gedung DPR/MPR belakangan ini.
aku ga bakal lari dari profesi ini, kesempatan itu terbuka lebar untuk memperbaiki keadaan ini, aku ga bakalan lari menjadi teller bank atau guru privat, semoga.
dan profesi perawat itu nggak 100% berbicara tentang kesuksesan duniawi, nggak bakal ada habisnya, tapi akhirat juga, betapa mulia, seperti namaku, Rahayu Mulya
selamat ulang tahun mamah, sekarang tanggal 21 Februari 2011, usia mamah sudah 54 taahun, menurut teori keperawatan lansia, satu tahun lagi mamah bakal secara resmi dipanggil lansia. panjang umur ya mah, semoga dimudahkan dalam melaksanakan kewajiban kepada keluarga dan ibadah kepada Allah.
kemarin itu aku dan seorang teman berbicang-bincang tentang nasib kami ke depan, nasib perawat Indoseia, kami calon-calon yang masih bimbang dan terombang ambing dalam ketidakjelasan nasib kami ke depan.
"tau ga sih Yu, kakak kelas kita yang udah Ners dapet gajinya berapa?"
"hemmm lima juta ya?"
"nggak"
"terus berapa?"
"800 ribu!!!!!"
waduhhhh kaget ngedengernya, masa udah kuliah heboh-heboh kaya gini, gajinya cuma 800, kakak yang D3 aja gajinya kepala 4, lah masa kita yang S1 800 ribu, tidakkkkkkkk, mau dibawa kemana keahlian ini, aku jadi ragu, sangat ragu
pantas saja, isu perawat judes itu normal, mereka tidak dibayar sesuai dengan pengorbanannya.
semakin sadar bahwa inilah tujuan dari kegiatan aksi massa perawat di depan gedung DPR/MPR belakangan ini.
aku ga bakal lari dari profesi ini, kesempatan itu terbuka lebar untuk memperbaiki keadaan ini, aku ga bakalan lari menjadi teller bank atau guru privat, semoga.
dan profesi perawat itu nggak 100% berbicara tentang kesuksesan duniawi, nggak bakal ada habisnya, tapi akhirat juga, betapa mulia, seperti namaku, Rahayu Mulya
Komentar